Fenomena remaja SCBD (Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok), yang berasal dari daerah penyangga Ibu Kota, dan sering menginap di kawasan Dukuh Atas, Sudirman, Jakpus, hingga menarik perhatian khalayak luas dan tingkah polahnya menjadi viral bisa digaet sebagai agen pemilu. Mereka bisa dijadikan perantara untuk menyosialisasikan Pemilu 2024 yang didominasi pemilih pemula atau kalangan milenial.
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai sebaiknya KPU memberdayakan kalangan remaja SCBD yang bikin geger dengan fenomena fashion week hingga menggeser istilah SCBD sesungguhnya kawasan niaga terpadu Sudirman. Dengan menggaet remaja SCBD, bukan tidak mungkin kesadaran kalangan milenial akan hak politiknya menguat.
“Karena dalam melakukan pendekatan kepada anak muda, mereka tidak suka yang formalitas, tidak suka hal-hal yg keliatan kaku, artinya kalau KPU dan penyelenggara pemilu datang jemput bola ke sana, saya pikir tidak ada yang salah,” kata Pangi, di Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Menurut Pangi, sosialisasi pemilu kepada anak muda harus dengan pendekatan dan momentum yang sesuai. Sosialisasi pemilu akan lebih efektif jika pendekatannya sesuai dengan selera atau maunya anak muda dengan pendekatan berbasis hobi dan komunitas.
Dia meminta KPU untuk menangkap momentum remaja SCBD untuk membaca selera anak muda, hingga masuk ke ruang-ruang digital dan pelan-pelan meninggalkan model sosialisasi pemilu yang konvensional.
Anggota KPU RI Betty Epsilon Idroos mengatakan bahwa pihaknya menjadikan anak muda sebagai sasaran sosialisasi. Namun, tidak khusus remaja SCBD saja. Untuk sosialisasi pemilu saat ini, Betty menegaskan bahwa KPU akan menggaet anak muda dengan pendekatan bahasa maupun metode yang lebih kekinian.
“Intinya mereka adalah sasaran sosialisasi yang baik sekali karena dari jumlahnya saja generasi z dan milenial luar biasa lebih dari 50 persen dari populasi Indonesia saat ini,” kata Betty.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)