News

Ricuh Pulau Rempang untuk Pariwisata, Sandiaga: Yang Ahli Sebenarnya Jokowi

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah sosok yang lebih ahli mengenai pendekatan yang dilakukan dalam pembebasan lahan. Hal itu disampaikan Sandiaga berkaitan dengan ricuh di Pulau Rempang Galang, Batam, Kepulauan Riau beberapa hari lalu.

“Yang ahli ini sebenarnya Jokowi, Jokowi kan di Solo sudah menerapkan sampai 70 kali mangajak para UMKM itu untuk berdialog dan menerima relokasi,” ujar Sandi di Jakarta, Minggu (10/9/2023).

Mungkin anda suka

“Ini juga kami lakukan saat di Jakarta, jadi sebetulnya itu lah kearifan pemerintah daerah setempat, pemerintah lokal untuk mengajak warganya berdialog untuk kepentingan dan kemaslahatan secara umum,” kata dia, menambahkan.

Sandiaga mengaku sempat turut membahas permasalahan ini dan melakukan sosialisasi. “Dan saya diminta untuk menyiapkan pariwisata-pariwisata yang berbasis pariwisata hijau, green tourism yang akan menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.

Ia mengaku turut prihatin terjadinya bentrokan di lokasi, dan mengingatkan para aparat penegak hukum dan pemerintah agar dapat berlaku secara penuh rasa kasih sayang kepada masyarakatnya.

“Karena ini untuk kebaikan Pulau Rempang, Pulau Rempang ini nantinya akan jadi pusat ekonomi industri hijau, artinya kita mendukung menciptakan lapangan kerja, investasi, tapi juga hak-hak masyarakat sesuai hukum perlu dilindungi,” tutur Sandiaga.

Sebelumnya, warga setempat yang menolak pengembangan lahan terlibat bentrokan keras dengan aparat gabungan TNI-Polri pada Kamis (7/9/2023). Koalisi Masyarakat Sipil mendesak aparat gabungan menghentikan tindakan repesif kepada warga Pulau Rempang. Mereka juga menuntut pembangunan Rempang Eco-City dihentikan.

Tindak kekerasan itu, menurut Koalisi Masyarakat Sipil, membuat masyarakat adat setempat menjadi korban ambisi bagi pembangunan nasional. “TNI Angkatan Laut dan kepolisian menjadi alat negara untuk melancarkan ambisi pembangunan Kawasan Rempang Eco-City harus menggusur 16 Kampung Melayu Tua yang sudah ada sejak 1834,” tulis Koalisi Masyarakat Sipil.

Bentrokan antara masyarakat adat dengan aparat terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Aparat gabungan yang menggunakan kendaraan taktis, berupaya masuk secara paksa ke Pulau Rempang. Mereka masuk untuk memasang patok tanda batas dan cipta kondisi.

Saat itu, masyarakat adat telah berkumpul di titik masuk Pulau Rempang, tepatnya di Jembatan 4 Barelang. Bentrokan pun pecah tak terelakkan. Dalam kejadian ini, aparat menangkap sedikitnya enam orang warga. Puluhan orang mengalami luka, beberapa anak mengalami trauma. Dan, ada satu anak terluka akibat gas air mata yang dilepaskan aparat.

Diketahui, Menteri Investasi/Kepala Badan Joordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa Rempong Eco-City bakal menjadi kawasan industri hasil komitmen investasi dari industri kaca dan panel surya perusahaan asal China, yakni Xinyi Group. Nantinya, Batam akan memiliki pabrik kaca dan solar panel terbesar kedua setelah China.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button