Rumah Jenderal yang Jadi Saksi Bisu Kasus Pembunuhan

Rumah mentereng bernomor 46 di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jaksel, masih menarik perhatian. Saksi bisu terbunuhnya Brigadir J dalam beberapa hari terakhir selalu disantroni petugas berseragam, memeriksa setiap sudut rumah yang lokasinya persis di tikungan itu.

Lebih dari sepekan terjadi insiden menegangkan di dalam rumah yang kini nampak seram dengan segel Bareskrim Polri di pintu utamanya. Konon menurut Polri, ada 12 peluru yang dilesatkan dua ajudan Kadiv Propam Ferdy Sambo, yang kini telah nonaktif. Keduanya adu gesit saling tembak.

Tujuh proyektil ditembakkan Brigadir J yang dituduh hendak melecehkan Nyonya Sambo. Lima peluru dilesatkan Bharada E untuk menyelamatkan diri sekaligus menolong belahan jiwa sang tuan rumah. Belakangan diketahui, Brigadir J mengalami luka tak wajar berupa benturan benda tumpul dan sayatan.

Rumah berlantai dua itu belum mau berbicara. Diam. Menambah kesan horor namun romantis bagi warga yang melintas. Belum ada petunjuk yang bisa dijelaskan dari aparat yang hilir mudik untuk menjamah setiap sudut ruangan.

Rumah dinas Kadiv Propam itu cukup mudah dikenali. Bangunannya berwarna putih. Pagarnya terlilit tanaman merambat. Di areal pekarangan tumbuh dua pohon besar, menambah kesan asri. Rumah ini sempat beberapa kali dipasang garis polisi.

Sudah 10 hari pascatewasnya Brigadir J, rumah dua lantai itu masih membisu. Kelengkapan kamera pengawas tidak mampu memberi kisi-kisi situasi sebelum dan sesudah peristiwa nahas terjadi. Dari pagi hingga larut malam, lampu-lampu yang tersingkap dari beberapa jendela di lantai dua tampak menyala. Namun, tak terlihat aktivitas di dalamnya.

Secara berkala, mobil-mobil berpelat dinas Polri datang dan terparkir rapi di sisi luar rumah. Beberapa diantaranya membawa empat hingga lima orang regu, dari Bareskrim Polri hingga Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor). Mereka juga membisu.