Market

Saham Widodo Makmur Ambruk Terus, Investor Serbu Instagram Bosnya

Fenomena medsos ternyata ada dampak buruknya bagi pengusaha. Seperti dialami Komisaris Utama PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) Tumiyana, akunnya diserbu investor WMUU.

Ceritanya, harga saham emiten sektor unggas ini, merosot tajam tanpa bisa dihalangi. Tercatat dalam sepekan ini, saham WMUU terjun bebas hingga menyentuh batas auto reject bawah (ARB).

Penurunan harga saham WMUU dalam sepekan ini, tercatat sebesar 27,06 persen. Sedangkan durasi sebulan, amblesnya tembus 36,08 persen. Kondisi inilah yang membuat pemilik saham WMUU panik bukan main.

Saking paniknya, para pemilik saham WMUU itu curhat ke akun instagram Tumiyana yakni @tumiyana_widodomakmur. Seperti dituliskan akun berinisial DM di Jakarta, Jumat (6/1/2023): “Tolong pak, WMUU sudah mendekati gocap 50 perak, kasian pemegang saham yang pegang sejak IPO.”

Akun @satriajayakesuma berkomentar senada. “Tolonglah kami para investor pak, naikkan sahamnya, udah berminggu sahamnya ARB terus,” ujarnya.

Atau akun @azyni_77760, menuliskan ARB mau gocap, masih baik-baik saja kah WMUU? Akun @bambang_berani mempertanyakan kenapa saham WMPP kok ARB melulu.

Melihat keterbukaan informasi, pengendali saham WMUU yakni PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) kembali melepas kepemilikannya di WMUU sebesar 234,02 juta lembar saham.

Dengan aksi tersebut, maka kepemilikan WMPP di saham WMUU berkurang menjadi 3,43 miliar lembar saham atau setara dengan 26,51% dari total keseluruhan jumlah saham.

Setelah itu, Tumiyana pun ikut melepas saham WMUU sebanyak 323,31 juta saham. Dengan demikian setelah transaksi maka kepemilikan Tumiyana terhadap saham WMUU menjadi sejumlah 135,3 juta saham atau 1,05% dari seluruh saham dalam WMUU.

Melihat data RTI, pada penutupan perdagangan Jum’at (6/1), saham WMUU ditutup ARB 6,06% menjadi Rp 62 per saham. Per 30 November 2022, pemegang saham di atas 5% WMUU antara lain Widodo Makmur Perkasa 7,06 miliar lembar setara 54,595, Maybank Sekuritas 1,21 miliar lembar setara 9,35 persen, dan publik 4,66 miliar lembar setara 36,06%.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button