Ototekno

Satelit SATRIA-1 Mengudara, Kominfo Yakin Investasi Startup Indonesia Jadi Ladang Menjanjikan

Peluncuran Satelit Republik Indonesia-1 atau SATRIA-1 dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada Senin (19/6/2023) diyakini akan memberikan dampak positif pada sejumlah aspek digital di Indonesia, termasuk industri startup.

Koordinator Startup Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Sonny Hendra Sudaryana, sepakat dengan hal tersebut. Menurutnya, investasi di dunia startup tetap menjanjikan, terutama karena tingkat penetrasi internet di Indonesia yang telah mencapai 77 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 270 juta jiwa.

“Ketika melihat ke depan, investasi di startup Indonesia masih menjanjikan. Pertama, orang-orang masuk ke industri startup karena adanya ruang pertumbuhan dari penetrasi internet. Penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 77 persen. Namun, masih ada banyak hal yang dapat dikerjakan,” ungkap Sonny dalam acara Startup Studio Indonesia Milestone Day Batch 6 di Jakarta Pusat, Jumat (23/6/2023).

“Selain itu, dengan meluncurkannya satelit ini untuk pulau-pulau kecil, potensi munculnya pasar baru di Indonesia semakin besar. Itu adalah hal yang pertama,” lanjut Sonny.

Aspek lain yang membuat investasi di startup menarik adalah adanya program pemerintah Indonesia melalui sejumlah kementerian yang mendorong perkembangan industri digital.

“Yang kedua, terdapat banyak program yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Mengingat skala program-program tersebut sangat luas, maka kerjasama yang solid antara berbagai kementerian seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta sektor swasta menjadi sangat penting. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah pendiri startup di Indonesia,” jelas Sonny.

Selain itu, faktor lain yang turut berperan adalah peran media dalam menyebarkan informasi. Menurut Sonny, aspek jurnalistik juga dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan industri startup kepada mereka yang belum menyentuhnya atau bahkan belum mendengar tentangnya.

“Peran media sangat penting dalam menyebarkan berita mengenai prestasi dari startup-startup ini. Media juga perlu melaporkan berita positif tentang startup untuk menginspirasi orang lain,” tambahnya.

Sebagai informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memberikan kesempatan kepada para pendiri startup di Indonesia untuk mendaftarkan aplikasi buatan mereka melalui program pengembangan yang disebut Startup Studio Indonesia (SSI).

Program ini merupakan program intensif untuk startup pemula yang berfokus pada strategi produk, pembentukan tim yang kuat, pengembangan teknologi, kemampuan bisnis, dan pemasaran.

Program SSI diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo sebagai wadah bagi startup yang sedang dalam proses mencapai tahap product to market fit dengan traksi dan akselerasi yang menjanjikan. Program ini di

adakan untuk menjawab tantangan sulitnya mendapatkan sumber daya berkualitas dan pengembangan bisnis.

Saat ini, program SSI telah memasuki batch ke-6, di mana 17 startup pemula atau early-stage startup dari berbagai sektor seperti rantai pasokan, pendorong UKM, kesehatan, properti, konsumsi, keuangan, olahraga, hingga teknologi imersif ikut serta dalam program ini. Beberapa nama startup yang mengikuti program ini antara lain Amoda, Assemblr, Ayo Indonesia, Baskit, DEUS, Lakuliner, Inventing, Looyal Indonesia, Medicall, Oneklinik, Pajak.io, Payable, RASA, Rooma, Tookban, SMEs Pack, dan Tweak.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button