Market

Sebut Korupsi Hambat Pembangunan dan Investasi, Cak Imin: Harus Dihentikan


Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyebut korupsi adalah musuh bersama. Maraknya praktik perampokan uang negara ini, menghambat pembangunan. Serta membuat investor kabur.

Kalau diberikan kesempatan sebagai Wakil Presiden (Wapres) periode 2024-2029, Cak Imin bertekad untuk memberangus para koruptor yang menilep uang negara di Tanah Air.

Hal ini disampaikan Cak Imin saat menghadiri pengajian umum dan hadrah kolosal Aqsona di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (28/12/2023). “Ini ternyata sebab korupsi. InsyaAllah dibawa kepemimpinan Anies Muhaimin kita bersihkan Indoneisa dari korupsi allahuma amin,” ujar Cak Imin.

Dia meyakini, kebocoran uang negara dari berbagai proyek yang digangsir para koruptor di Indonesia, bisa disetop. “Koruptor harus dihentikan, masa ada yang nangkap koruptor eh, koruptor juga,” kata Cak Imin.

Menurut dia, aparat penegak hukum harus bersih dan bertanggung jawab. Selain itu, penegak hukum tidak boleh main-main dalam menjalankan tugasnya.

“Nah, perubahan itu diawali mulai dari presiden, wakil presiden, menteri, dan pejabat lainnya. Terutama penegak hukum harus punya akhlak yang mulia, akhlakul karimah. Insha Allah saya bersaksi, Mas Anies Baswedan termasuk pemimpin yang akhlakul karimah,” kata Cak Imin.

“Kalau presidennya berakhlakul karimah insyaAllah Menterinya beraklakul Karimah. insyAllah aparat hukumbya berakhlakul Karimah,” tambahnya.

Pandangan Cak Imin, bisa jadi betul. Maraknya korupsi berdampak kepada semakin mahalnya sebuah investasi atau pembangunan. Hal itu bisa dicermati dari  Incremental Capital Output Ratio (ICOR). Semakin tinggi ICOR maka sebuah proyek atau investasi, semakin mahal alias boros. Artinya, potensi kebocoran atau jadi bancakan para koruptor, semakin terbuka. 

Di era Presdien Jokowi, angka ICOR berada di kisaran 6,2 persen hingga 6,5 persen. Sedangkan era SBY jauh lebih rendah ICOR-nya. Yakni 4,5 persen. Ketika investor tahu bahwa ICOR di Indonesia tinggi, maka mereka bisa saja pindah ke negara lain. 
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button