News

Sedang Hafalan Alquran, Fauzi Ajitama Tewas Tertimpa Rangka Sekolah yang Roboh

Fauzi Ajitama (12), Siswa SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul DIY, tewas akibat tertimpa reruntuhan atap sekolahnya. Peristiwa nahas itu terjadi saat korban sedang menghafal Alquran di ruang kelasnya, Selasa (8/11/2022).

Ketua Majelis Dikdasmen PWM DIY, Achmad Muhammad, mewakili Muhammadiyah, menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya siswa kelas 6 Fauzi Ajitama.

“Pertama tentu kita ambil hikmahnya agar peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua dari aspek keamanan belajar dan sebagainya,” kata Achmad mengutip laman infogunungkidul, Jumat (11/11/2022).

Achmad menjelaskan, saat peristiwa itu terjadi, Fauzi sedang mengaji bersama teman-temannya sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

“Dia sedang bersama teman-temannya menghafal Alquran ketika musibah itu terjadi,” katanya.

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Bogor, Playen, Gunungkidul, Indah Haryani, tidak pernah menyangka gedung sekolah yang dibangun tahun 2021 dengan menghabiskan anggaran kurang lebih 1,2 miliar non APBD maupun APBN ini runtuh atapnya dan menelan korban jiwa.

Proses pembangunan gedung, Indah berujar, dilaksanakan oleh rekanan dari Jogja. Selain itu, dalam pelaksanaannya telah dibentuk tim khusus yang mengurusi proses pembangunan dengan melibatkan semua unsur baik guru, komite, dan yayasan.

Meskipun demikian, Indah menyebut bahwa, sebagai Kepala Sekolah tidak tahu menahu secara detail terkait spek, konstruksi, dan lainnya yang menyangkut pekerjaan teknis.

Menurutnya saksi mata di lokasi, Widodo menuturkan anaknya yang merupakan teman sebangku dengan korban meninggal Fauzi Ajitama.

Dia masih ingat bagaimana tubuh korban terjepit rangka atap baja ringan yang ambruk.

Saat kejadian sebenarnya pelajaran sekolah belum dimulai. Namun sudah menjadi tradisi anak-anak sebelum pelajaran wajib mempresentasikan hafalan surat-surat dalam Alquran.

Saat kejadian anaknya berada di pinggir ruangan, dan sempat mengajak korban untuk keluar. Sebab pelajaran olahraga akan dimulai. “Mereka masih trauma, kami sudah membujuk agar kembali sekolah,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button