Arena

Sejarah dan Fakta Menarik Stadion Tertua di Indonesia, Stadion Ganjayana

Hampir semua masyarakat Indonesia senang dengan olahraga sepak bola. Mulai dari menikmati pertandingan, hobi, sampai menekuninya.

Tapi sayangnya tak banyak yang tahu tentang sejarah sepak bola di Indonesia, mulai dari sosok, klub sepak bola pertama, sampai stadion pertama Indonesia.

Bagi yang belum tahu, Stadion Gajayana adalah stadion tertua dan pertama di Indonesia. Stadion ini pertama kali dibangun di tahun 1920-an atau di masa Kolonial Belanda. Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah sejarah pembangunan stadion tertua di Indonesia yang harus diketahui.

Sejarah Pembangunan Stadion Gajayana

Stadion Gajayana - inilah.com
Photo: Bola Nusantara

Mengutip dari berbagai sumber, pembangunan Stadion Gajayana pertama kali dicetuskan oleh Wali Kota Malang di tahun 1920-an, yakni H.I Bussemaker. Akhirnya stadion ini dibangun pada tahun 1924 dan selesai pada tahun 1926.

Nama Gajayana diambil dari salah satu raja yang memimpin Kerajaan Kanjuruhan pada tahun 700-an Masehi. Pada masa itu, Gajayana menjadi pejabat nomor satu di kerajaan bercorak Hindu selama 29 tahun, dari  760-789 Masehi. 

Di awal pembangunan, stadion ini hanya dapat menampung 5-10 ribu penonton. Stadion ini kemudian mengalami beberapa pemugaran yang dilakukan pada 1970-1980.

Tapi pemugaran terbesarnya pertama kali dilakukan di masa pemerintahan Wali Kota Malang, Kolonel Soegiyono. Pemugaran ini fokus kepada penambahan kursi penonton dari 5.000 menjadi 17.000 di tahun 1990.

18 tahun setelahnya atau tepatnya pada 2008, Stadion Gajayana kembali mengalami pemugaran dengan penambahan jumlah penonton menjadi 30.000.

Saat ini Stadion Gajayana tidak hanya menjadi venue pertandingan sepak bola tetapi juga dimanfaatkan sebagai tempat atraksi untuk masyarakat umum melakukan berbagai kegiatan. 

Kini stadion ini menjadi markas klub sepak bola Arema FC, Malang United, dan NZR Sumbersari.

Berikut adalah fakta-fakta stadion tertua di Indonesia yang diambil dari berbagai sumber.

1. Dibangun Tahun 1924

Fakta stadion tertua di Indonesia pertama, Stadion Gajayana dibangun pada tahun 1924 di era kolonial setelah Malang ditetapkan sebagai Kota Praja. Inilah yang membuat Stadion Gajayana menjadi stadion tertua dan bersejarah di Indonesia.

2. Biaya Pembangunan 100.000 Gulden

Di bangun di era kolonial, biaya pembangunan Stadion Gajayana menelan biaya yang cukup fantastis, yakni sekitar 100.000 gulden. Jika disetarakan dengan kurs gulden saat ini berkisar Rp851 jutaan.

Proses pembangunan stadion ini dilakukan bersamaan dengan kolam renang Gajayana atau Slembat dan dua lapangan sepak bola kecil di sampingnya. Durasi pembangunan Gajayana sendiri dikabarkan selesai dalam waktu dua tahun pada tahun 1926.

3. Kapasitas Penonton Besar

Di awal pembangunannya, stadion ini hanya mampu menampung 5-10 ribu penonton saja. Di tahun 1990, stadion ini mendapat renovasi pertama dan dapat menampung hingga 17.000 penonton.

Renovasi yang kedua terjadi di tahun 2008 dengan penambahan jumlah kapasitas penonton lebih dari 30.000. Tidak hanya menambah kapasitas jumlah penonton, stadion ini juga merombak posisi tempat duduk, seperti tribun penonton yang dipisah dengan kelas VVIP dan penambahan fasilitas lainnya.

4. Saksi Bisu Juara Galatama 1993

Stadion Gajayana menjadi saksi bisu bagi Arema Malang (sekarang Arema FC) saat mengangkat trofi juara Galatama pada musim 1992-1993. Pada kompetisi Liga Champions Asia 2007, Arema FC juga memakai stadion ini sebagai home base di babak penyisihan grup.

5. Markas Klub Sepak Bola di Era Kolonial dan Klub Besar Indonesia

Stadion Ganjayana Menjadi Markas Klub Arema Fc - inilah.com
Photo: tugumalang.id

Stadion Gajayana sempat menjadi markas klub sepak bola di era kolonial Belanda, seperti Voetbalbond Malang en Omstreken (1924-1928), Malangshce Voetbal Bond (1928-1934), dan Malangshce Voetbal Unie (1934-1952).

Klub sepak bola Indonesia juga pernah menggunakan stadion ini sebagai markas, salah satu klubnya adalah PSIM Malang (1934-1952), Persema Malang (1952), dan Arema Indonesia (1987-2004).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button