News

Sejarawan Dukung Mahfud MD Tak Tulis Nama Soeharto di Keppres

Sejarawan dari Universitas Gadjah Mada atau UGM, Sri Margana nilai keputusan untuk tidak menyebutkan nama Soeharto dalam Keppres 2/2022 adalah keputusan yang tepat. Sebab Keppres bukan sebagai patokan catatan sejarah.

Sri Margana yang menjadi salah satu tenaga ahli penyusun naskah akademik peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 ini justru mempertanyakan mengapa nama Soeharto harus masuk dalam Keppres.

Mungkin anda suka

“Pak Mahfud Md sudah benar (tidak mencantumkan nama Soeharto di Keppres),” kata Margana saat dihubungi, Kamis (3/3/2022).

Dia mengatakan, Soeharto buka satu-satunya tokoh yang tidak masuk dalam Keppres. Sebab masih ada ribuan nama tokoh lainnya yang juga tidak disebut dalam Keppers 2/2022. Bahkan ribuan tokoh yang tak masuk namanya itu punya peran yang tak kalah pentingnya dari Soeharto.

“Tidak ada satu tokoh pun dalam sejarah yang memiliki peran penting dalam peristiwa-peristiwa itu yang dihapuskan, termasuk Letkol Suharto yang ditunjuk memimpin Serangan Umum di pusat kota. Naskah ini justru menempatkan tokoh-tokoh penting yang dalam historiografi di masa lalu dihilangkan atau direduksi perannya,” ungkap Margana.

Dia menyebut justru dalam naskah akademik penyusunan Keppres tersebut Presiden ke-2 Indonesia tersebut disebut sebanyak 48 kali.

“Nama Letkol Soeharto di naskah akademik itu bahkan disebut sampai 48 kali,” tambahnya.

Dia menegaskan Keppres bukanlah historiografi, karena penyusunan Keppres menggunakan bahasa yang administrati, ringkas namun representatif.

“Fungsinya lebih sebagai keputusan penetapan ‘Hari Penegakan Kedaulatan Negara’ sebagai event nasional untuk membangun nasionalisme dan semangat mengisi kemerdekaan dan bukan legitimasi historiografi,” tuturnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button