Hangout

Serba-Serbi Gagal Jantung: Definisi, Penyebab, Gejala, Hingga Penanganannya

Gagal jantung merupakan kondisi abnormalitas dari struktur jantung atau fungsi yang mengalami kegagalan dari jantung untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh.

Gagal jantung terjadi ketika otot jantung tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya (normal). Saat hal ini terjadi, darah tidak mengalir lancar dan cairan dapat menumpuk di paru-paru, hingga menyebabkan terjadinya sesak nafas.

Mungkin anda suka

Kondisi jantung tertentu, seperti penyempitan arteri di jantung (penyakit arteri koroner) atau tekanan darah tinggi, secara bertahap dapat membuat jantung terlalu lemah atau kaku untuk mengisi dan memompa darah dengan benar.

Gagal jantung dapat terjadi pada sisi kiri (ventrikel kiri) dan sisi kanan (ventrikel kanan) atau kedua sisi jantung. Namun, umumnya gagal jantung biasa terjadi pada sisi kiri, atau tempat di mana ruang pemompaan utama jantung.

Gagal jantung bisa berlangsung secara terus-menerus (kronis), atau mungkin juga secara tiba-tiba (aku).

Lantas, apa yang sebenarnya menjadi penyebab terjadinya gagal jantung?

Penyebab Terjadinya Gagal Jantung

Penyebab terjadinya gagal jantung di antaranya adalah kebiasaan merokok, hipertensi, kolestrol, kelebihan berat badan hingga stress.

Ada tiga faktor lainnya yang juga tidak bisa dihindari oleh manusia, yakni faktor keturunan dan latar belakang keluarga, faktor usia dan jenis kelamin juga banyak ditemui pada kasus gagal jantung.

Selain hipertensi, penyebab gagal jantung adalah kelainan otot jantung, ateriosklerosis dan peradangan pada miokardium.

Dalam penelitiannya pada 2014, Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maliki Malang juga menyebut, arterosclerosis koroner, hipertensi atau kardiomiopati, kelainan katub, dan segala kelainan pada jantung juga menjadi beberapa penyebab dari terjadinya gagal jantung.

Lalu, bagaimana gejala-gejala yang biasa dialami para pasien gagal jantung?

Gejala

Penyebab gagal jantung adalah sesak napas, mudah lelah, serta pembengkakan pada kaki dan pergelangan kaki. Gejala ini dapat berkembang secara bertahap atau muncul secara tiba-tiba.

“(ciri pertama) Gampang capek, sesak napas. Yang paling sering itu kalau nggak ada apa-apa, tiba-tiba (jantung) kok terasa debar-debar. Atau kadang-kadang, pas lagi ngobrol nih, kok napas megap-megap. Nah itu tanda awal (dari munculnya gagal jantung),” kata dr. Rarsari Soerarso, Sp.Jp (K) saat dihubungi Inilah.com di Soft Launching Ventricle Building RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Selasa (8/11/2022).

Lantas seperti apa penanganannya?

Penanganan Gagal Jantung

Pada penelitian yang Fakultas Kedokteran Universitas Udayana lakukan pada 2017 menyebut, untuk mencapai tujuan dalam penanganan gagal jantung dapat tertangani dengan beberapa cara. Di antaranya:

1. Membatasi aktivitas fisik

Latihan/aktivitas akan meningkatkan beban jantung dan juga meningkatkan kebutuhan jaringan terhadap oksigen. Pada pasien yang fungsi jantungnya mengalami tekanan, latihan dapat menimbulkan kongesti. Oleh sebab itu, kerja jantung harus turun dengan istirahat atau membatasi aktivitas.

2. Membatasi masukan garam

Pada pasien yang mengalami CHF, aktivitas renin-angiotensi-aldosteron mengalami peningkatan. Hal tersebut akan merangsang ginjal untuk menahan natrium dan air sehingga ekskresi natrium dan air akan berkurang.

Bila ada penambahan pakan yang mengandung natrium tinggi maka retensi air dan peningkatan volume darah akan semakin parah, dan pada gilirannya akan menimbulkan kongesti dan edema.

3. Menghilangkan penyebab atau faktor pemicu gagal jantung

Menghilangkan penyebab gagal jantung merupakan tindakan yang paling baik. Malformasi kongenital seperti patent ductus arteriosus bisa jadi perbaikan dengan cara operasi dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.

Ballon valvuloplasti telah berhasil untuk menangani stenosis katup pulmonik. CHF yang disebabkan oleh penyakit perikardium dapat ditangani sementara atau permanen dengan perikardiosentesis atau perikardektomi. Tetapi sayangnya hal tersebut sering tidak mungkin dilakukan dengan berbagai alasan.

4. Menurunkan preload

Karena adanya retensi garam dan air oleh ginjal pada pasien CHF, maka preload jantung pada umumnya tinggi. Hal tersebut akan mengakibatkan kongesti pada sistem sirkulasi.

Oleh karena itu, penurunan preload akan menurunkan kongesti dan edema pulmoner, yang akan memperbaiki pertukaran gas pada paru-paru pada kasus CHF jantung kiri, dan menurunkan kongesti vena sistemik dan asites pada CHF jantung kanan. Preload penentuannya oleh volume cairan intravaskular dan tonus vena sistemik.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button