Market

Sri Mulyani Kenang Bambang Subianto Sebagai Menkeu Sukses Tangani Krisis 98

Sabtu, 05 Nov 2022 – 12:11 WIB

Bambang Subianto, mantan Menteri Keuangan era reformasi.

Mantan Menteri Keuangan, Bambang Subianto yang meninggal dunia pada Jumat (4/11/2022), disebut Menkeu Sri Mulyani sebagai sosok reformis. Sukses tangani krisis 1998

Hal itu disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengenang almarhum Bambang Subianto yang dinilainya sebagai peletak fondasi reformasi ekonomi dan keuangan Indonesia. “Meski relatif singkat dalam menjabat sebagai Menteri Keuangan, Pak Bambang adalah sosok yang berjasa meletakkan fondasi reformasi ekonomi dan keuangan Indonesia,” kata Sri Mulyani, dikutip dari akun instagram di Jakarta, Sabtu (5/11/2022).

Ia menilai sosok yang baru berpulang pada usia 77 tahun tersebut adalah figur yang juga memiliki integritas tinggi dan komitmen serta dedikasi dan ketekunan luar biasa untuk menangani persoalan bangsa yang sangat sulit, rumit dan menantang.

“Di tengah gejolak krisis moneter tahun 1998, beliau dilantik menjadi Menteri Keuangan oleh Presiden BJ Habibie untuk menangani krisis perbankan yang meluas menjadi krisis ekonomi, sosial dan politik,” katanya.

Ia pun mengenang almarhum sebagai figur yang mampu mengambil keputusan penting untuk penanganan krisis, serta memberikan kesempatan berdiskusi kepada dosen muda, seperti dirinya waktu itu, mengenai kebijakan ekonomi krusial di era krisis keuangan 1998.

“Pak Bambang sering mengundang saya untuk diskusi mengenai situasi krisis ekonomi dan keuangan yang begitu kompleks dan pilihan-pilihan kebijakan yang rumit, namun harus tetap diambil yang sungguh tidak mudah,” kata Sri Mulyani.

Diketahui, Bambang meninggal dunia di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, Jumat (4/11), pada usia 77 tahun. Lahir di Madiun, Jawa Timur pada 10 Januari 1945, Bambang adalah lulusan Fakultas Teknik Kimia dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1973.

Dia juga peraih gelar Master Keuangan Perusahaan dan Bisnis Ekonomi Universitas Katolik Leuven, Belgia, pada 1981 dan mendapatkan gelar PhD Organisasi Industri pada 1984.

Selanjutnya pada 1988, Bambang memulai karirnya di Kementerian Keuangan sebagai Direktur di Departemen Keuangan dan Akuntansi.

Kemudian naik jabatan sebagai Direktur Jenderal Lembaga Keuangan pada 1992. Selama bertugas, Bambang aktif mengembangkan peraturan hukum seperti hukum pasar modal (1995), UU Penerimaan Negara Bukan Pajak (1997), dan sebagainya.

Saat pertengahan krisis moneter di Januari 1998, dia ditunjuk sebagai Kepala Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA) atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Kemudian, di era krisis moneter pada April 1998, dia diangkat sebagai Menteri Keuangan periode 1998-1999 di Kabinet Reformasi Pembangunan oleh Presiden BJ Habibie. Upaya negara menyehatkan perbankan.

Adapun, prestasinya yang menonjol kala itu, adalah menghapus monopoli dan rekapitalisasi perbankan. Usai menjalani tugas sebagai menkeu, Bambang bergabung dengan Ernst and Young pada Juli 2000, hingga 2005. Di masa pensiunnya, Bambang sempat menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Star Energy Investments dan Komisaris Independen PT Unilever Indonesia Tbk.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button