Kanal

Sujud Jajaran Polresta Malang, Apa Makna Sujud yang Hakiki?

Seluruh jajaran Polresta Malang melakukan sujud bersama saat kegiatan apel rutin. Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto dan seluruh personelnya memohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. Apa sebenarnya makna sujud ini?

Selain sebagai wujud permohonan ampun kepada Tuhan, sujud itu pun ditujukan sebagai bentuk permohonan maaf kepada keluarga korban dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan tersebut.

“Ya Allah, kami bersimpuh memohon ampunanmu Ya Rabb. Tak lupa, kami menghaturkan maaf kepada korban dan keluarganya, serta seluruh Aremania dan Aremanika,” bunyi penggalan doa yang menggema.

Tidak hanya bersimpuh dan bersujud, Kapolresta Malang Kota bersama anggota kepolisian lainnya, termasuk jajaran Pejabat Utama (PJU) dan Kapolsekta di lingkungan Polresta Malang Kota ini juga mempersembahkan doa yang ditujukan untuk korban tragedi Kanjuruhan.

Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 menjadi salah satu tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia dengan korban jiwa 132 orang. Gas air mata disebut menjadi biang kerok banyaknya Aremania yang meninggal dalam insiden tersebut. Dalam kasus ini, Polri sudah menetapkan beberapa tersangka berkenaan dengan kehadiran gas air mata di area stadion.

Tindakan Polisi Malang ini mendapat banyak apresiasi dari masyarakat. Sekilas mirip aksi simpatik yang dilakukan para petugas kepolisian di AS yang berlutut sebagai isyarat permintaan maaf usai kematian seorang warga minoritas kulit hitam, George Floyd pada 25 Mei 2020. Kematian George Floyd turut memicu demonstrasi hingga kerusuhan di sejumlah kota di negeri Paman Sam itu.

Apa yang dilakukan petugas di Malang ini juga hampir sama dengan salah satu norma dan etika yang ada di Jepang yang disebut Dogeza. Mengutip Linguaholic, Dogeza merupakan tindakan saat seseorang berlutut dan meletakkan kedua tangan dan dahi di tanah layaknya gerakan sujud.

Tindakan ini biasa digunakan untuk mengekspresikan rasa permintaan maaf yang mendalam. Secara filosofis, gagasan utama di balik Dogeza adalah memohon ampun dan maaf dengan cara paling intens. Sebab gerakan ini dinilai oleh masyarakat Jepang sebagai bentuk total atas kesalahan yang dilakukan sebelumnya.

Pakar psikologi forensik dan pemerhati kepolisian, Reza Indragiri Amriel menilai, sikap para polisi di Polresta Malang Kota patut dipuji.

“Ketika polisi di Polresta Malang Kota bersujud sedemikian rupa, semoga ini bisa meyakinkan publik bahwa polisi sungguh-sungguh ingin memberikan penawar atas luka itu,” katanya.

Sikap permintaan maaf dan penyesalan itu, menurutnya, sangat penting sebagai wujud penyesalan terhadap masyarakat yang kehilangan anggota keluarga dalam kejadian itu.

“Berbeda dengan urusan pidana dan etik yang barangkali akan selesai beberapa pekan atau beberapa bulan, luka batin masyarakat pasti akan menganga dalam waktu yang sangat lama,” ucap Reza.

Makna Sujud

Menurut asal katanya, sujud berasal dari sajada yang bermakna meletakan wajah ke tanah, dengan rasa tunduk dan khusyu’ dalam rangka ibadah kepada Allah SWT. Artinya sujud adalah penundukan diri kepada objek sujud.

Ketika objek sujud adalah Allah SWT, maka ini adalah makna sujud hakiki, bahwa beribadah, meletakkan kepala di lantai, hanya kepada Allah SWT. Sujud seperti ini khusus untuk Allah, barang siapa sujud kepada selain Allah maka itu adalah kemusyrikan.

Dengan sujud manusia rela meletakkan wajah, simbol kehormatannya, ke tanah atau lantai. Sujud mendidik manusia bersikap rendah hati dan menjauhkannya dari sikap sombong atau takabur. Makin banyak orang bersujud, maka makin bersih jiwanya dan makin tinggi kesadaran rohaninya.

Sujud, menurut Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadyah Metro, Dr M Samson Fajar M.Sos.I dalam sebuah tulisannya memiliki makna ganda yakni sujud vertikal dan horizontal. Sujud vertikal atau sujud Ilahi merupakan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW, bahkan tidak ada sesuatu yang paling membahagiakan di dunia kecuali sujud, tidak ada waktu terdekat dengan Allah SWT kecuali manusia dalam keadaan sujud.

Sujud kedua adalah sujud horizontal, yaitu sujud dalam rangka menghormati dan mengakui hak-hak insani (kemanusiaan). Dalam tradisi kerajaan Saudi ini disebut Khidmah (pelayanan). Artinya sebagai manusia hendaknya mengakui hak saudara kita, jangan sampai melanggar dan merusak hak mereka. Layani dengan baik manusia, sehingga manusia akan berbuat baik dengan kita.

“Inilah yang diajarkan dalam Islam, bagaimana Islam sangat menghargai hak hidup manusia, tidak membeda-bedakan manusia baik warna kulit, status sosial ekonomi, bahkan gender. Semua mendapatkan layanan yang adil dalam Islam. Islam hadir untuk memenuhi fitrah kemanusiaan ini, sehingga dunia akan seimbang perjalanannya,” ungkapnya.

Menarik mengungkapkan pendapat almarhum Prof Dr KH Ahmad Imam Mawardi tentang sujud. Menurutnya, sujud adalah posisi mulia yang mengantarkan seorang hamba berangkat dari kerendahan bumi menuju ketinggian langit. Mungkin saja di mata makhluk bumi dia terhina, tapi di hadapan penghuni langit dia terhormat. Mungkin saja namanya tak tercatat di dinding hati para penghuni dunia, namun namanya harus semerbak dikenal semua penghuni langit.

Sujud, lanjut kyai yang sering menulis di Inilah.com ini, sujud adalah lambang keakraban hamba dengan Tuhannya. Dengannya segala yang berat menjadi ringan, yang jauh menjadi dekat, yang sulit menjadi mudah dan yang diharap menjadi nyata. Dengannya kegelisahan menjadi ketenangan, kegalauan menjadi kebahagiaan, air mata menjadi senyuman, dan debupun menjadi permata.

“Sujud adalah senjata pamungkas memenangkan pertarungan hidup. Allah yang memerintahkan, Allah pula yang mengabulkan. Malaikan tetap di surga karena ketaatan untuk bersujud, sementara iblis terlempar karena enggan melaksanakan perintah Allah untuk bersujud,” tambahnya.

Orang bijak berkata, membisikkan masalah ke telinga bumi dalam sujud jauh lebih membantu menyelesaikan masalah dibandingkan dengan membisikkan masalah ke telinga manusia. Sujud benar-benar menyerasikan manusia dengan alam sekitarnya, mengakurkan manusia dengan sesamanya dan mengakrabkan manusia dengan Sang Pencipta.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button