News

Tersangka Pelaku Penembakan Massal Lewiston AS Ditemukan Tewas, Diduga Bunuh Diri

Tersangka pelaku penembakan massal yang menewaskan 18 orang di Kota Lewiston, Maine, AS ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa oleh polisi pada Jumat (27/10/2023) malam waktu setempat setelah pengejaran selama dua hari.

Pihak berwenang mengatakan bahwa jasad Robert Card (40) ditemukan di hutan dekat kota tetangga Lisbon Falls, tak jauh dari lokasi polisi menemukan kendaraannya yang ditinggalkan tak lama setelah penembakan pada Rabu (25/10/2023). Saat ditemukan, terdapat luka tembak di kepala yang tampaknya dilakukan sendiri.

“Masyarakat kami sekarang dapat bernafas lega,” kata Kepala Polisi David St. Pierre pada konferensi pers, Sabtu (28/10/2023) malam waktu setempat. “Saya sangat senang semalam saat mendapat panggilan…memberi tahu saya tentang apa yang terjadi dan bahwa terduga pelaku telah meninggal dan tidak lagi menjadi ancaman bagi komunitas kami atau komunitas lainnya.”

Sementara itu, Gubernur Maine Janet Mills pada konferensi pers yang sama, mengucapkan terima kasih kepada ratusan petugas dari berbagai lembaga yang terlibat dalam pencarian tersangka.

“Seperti banyak orang, saya bernapas lega malam ini, mengetahui bahwa Robert Card tidak lagi menjadi ancaman bagi siapa pun… Namun, saya juga tahu bahwa kematiannya mungkin tidak dapat menghibur mereka yang kehilangan. Tapi sekaranglah waktunya untuk pulih,” kata Mills.

Penembakan membabi buta itu terjadi Rabu malam di arena bowling lokal dan kemudian di sebuah bar tak jauh dari lokasi yang pertama.

Polisi mengatakan Card melepaskan tembakan menggunakan senapan penembak jitu berkekuatan tinggi dan membunuh 18 orang serta melukai 13 orang lainnya, sebelum melarikan diri.

Ratusan petugas penegak hukum lokal, negara bagian dan federal memulai perburuan intensif yang menyebabkan komunitas kecil berjumlah 37.000 orang ketakutan dan berada di bawah perintah berlindung di tempat selama hampir 48 jam.

Polisi mengatakan masih melengkapi semua bukti untuk menyelesaikan penyelidikan. Fokus saat ini telah berubah ke keluarga para korban.

Insiden tersebut menjadi penembakan masal ke-567 di AS sepanjang 2023 dan menjadi tahun paling mematikan, menurut Arsip Kekerasan Senjata, sebuah pencatatan online kejadian kekerasan senjata. [Reuters]
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button