Market

Tertekan di Rp15.200 per US$, Bagaimana Menolong Rupiah yang Loyo?

Tekad Joko Widodo saat kampanye periode pertama untuk membawa rupiah di bawah Rp10.000 per US$ lagi hingga saat ini tidak terbukti. Bahkan menjelang masa baktinya yang kedua berakhir, rupiah justru betah di atas level Rp 15.000 per US$.

Sungguh, saat ini rupiah sedang dalam tekanan dolar AS dalam beberapa waktu terakhir. Disadari atau tidak, gaya hidup masyarakat, termasuk pejabat, utamanya dalam berinvestasi, berbelanja, atau berwisata turut menyumbang melemahnya rupiah. Demi membantu pemerintah menguatkan kembali nilai mata uang RI, warga tentu bisa berperan serta.

Mungkin anda suka

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menilai masyarakat yang hobi mengoleksi barang-barang bermerek asing, gonta-ganti gawai, dan gemar melancong ke luar negeri, cobalah belajar menghentikan kebiasaan itu semua. Karena perilaku tersebut memberi dampak negatif pada kesehatan mata uang dalam negeri.

Nilai tukar rupiah sepanjang September 2023 memang cenderung melemah. Pada awal bulan ini, satu dolar AS tercatat setara Rp15.200, namun di pengujung bulan ini nyaris menyentuh Rp15.500.

Dalam kondisi nilai tukar rupiah melemah, saatnya meningkatkan kepedulian untuk setidaknya menahan laju keterpurukan. Oleh sebab perilaku konsumsi masyarakat amat berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang, maka upaya untuk mengubahnya dapat memberi kontribusi pada perbaikan kurs.

“Sebagaimana kita rasakan bersama ketika rupiah loyo, semua sendi-sendi ekonomi turut terdampak. Tidak hanya Pemerintah, tetapi juga pelaku usaha, pekerja, maupun masyarakat luas semua juga merasakan dampaknya. Seperti warga yang kini harus menebus kebutuhan pokok dengan harga yang lebih mahal, misalnya,” demikian mengkutip antara, Minggu (29/9/2023).

Upaya penyelamatan rupiah bukan melulu tanggung jawab Pemerintah, masyarakat dalam porsinya masing-masing dapat ikut bergotong-royong membantu menguatkan.

Bagaimana caranya ikut berperan dalam hal ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengajak masyarakat melakukan langkah-langkah sederhana seperti berikut:

 

1. Beli produk dalam negeri 

Hal yang paling mudah dilakukan untuk membantu Pemerintah adalah dengan selalu membeli produk dalam negeri dan hindari sebisa mungkin membeli produk impor. Kita bisa mengubah pembelian ke produk buatan dalam negeri, dan jangan meragukan kualitasnya karena telah banyak produk lokal yang menembus pasar internasional.

2. Tunda ganti gawai 

Masyarakat yang terbiasa memperbarui gawai dalam frekuensi yang lumayan sering, belajarlah menahan diri. Termasuk hobi membeli barang-barang dan perangkat elektronik karena sebagian besar adalah barang impor. Belilah barang-barang itu ketika benar-benar membutuhkan atau barang lama sudah mengalami kerusakan dan memang perlu diganti.

3. Gunakan transportasi publik

Penggunaan transportasi publik sangat efektif untuk menghemat penggunaan BBM. Jika masyarakat menghemat BBM, maka jumlah BBM yang harus diimpor Pemerintah dapat dikurangi sehingga cadangan devisa bisa digunakan untuk kebutuhan lain. Cara ini menjadi hal paling sederhana dalam menguatkan kurs rupiah.

4. Wirausaha orientasi ekspor 

Pelemahan nilai rupiah menjadi momen baik bagi Anda yang berjiwa bisnis, terutama jika memiliki impian untuk menghasilkan produk yang bisa menembus pasar internasional. Salah satu contoh bisnis yang bisa ditekuni adalah kerajinan tangan karena produk asli Indonesia sudah dikenal luas di luar negeri.

Nilai tukar rupiah yang turun membuat harga produk ekspor Indonesia relatif lebih murah dibandingkan dengan produk negara lain. Dengan mengekspor produk maka Anda membantu Pemerintah dalam mengumpulkan devisa.

5. Tidak menimbun dolar AS

Jika anda memiliki simpanan dolar AS dalam jumlah lumayan banyak, inilah saatnya Anda ikut berperan menyelamatkan perekonomian bangsa dengan cara menukarkan simpanan dolar menjadi rupiah. Meski sekarang nilainya sedang rendah, kita harus lebih percaya diri memegang rupiah  karena cepat atau lambat, nilai mata uang ini akan kembali menguat.

6. Investasi di dalam negeri

Meski kurs rupiah sedang melemah, bukan berarti seluruh investasi menjadi tidak menguntungkan. Anda dapat tetap berinvestasi aset yang tidak bergantung terhadap kurs dolar, salah satunya di surat utang negara (SUN).

Baru-baru ini, Pemerintah menerbitkan SUN dengan seri SBR004. Bantu Pemerintah dengan berinvestasi di instrumen investasi dalam negeri seperti membeli ORI (obligasi ritel Indonesia) atau SBN (surat berharga negara).

7. Wisata Tanah Air

Anda yang gemar melancong, nikmatilah destinasi wisata Tanah Air. Negeri ini amat elok untuk dijelajahi, wisata jenis apa pun, termasuk wisata minat khusus, juga tersedia. Jadi jangan sedikit-sedikit rekreasi ke luar negeri.

Dengan mendukung pengembangan sektor pariwisata dalam negeri diharapkan dapat mempercepat penerimaan devisa. Manfaatkan momen ini untuk menikmati Indonesia, hingga pada gilirannya mendorong stabilitas kurs dalam jangka pendek.

Kebijakan Rock & Roll

Fakta di lapangan menunjukkan mayoritas rakyat hanya memegang uang rupiah. Justru para elite dan pengusaha kakap yang memiliki uang asing dan enggan menukar ke rupiah.

“Maka, langkah yang paling utama ialah adanya kebijakan rock & roll di mana segala transaksi di wilayah hukum Indonesia wajib memakai mata uang rupiah,” ujar ekonom Universitas Diponegoro Semarang, Imam Prayogo.

Kebijakan ini dinilai pas dan akan membuat nilai rupiah naik signifikan.

Penguatan rupiah pada praktiknya sudah dilakukan maksimal oleh masyarakat. Sebagai contoh adalah kegiatan para pelaku UMKM dan konsumen membeli produk atau jasa dengan bertransaksi menggunakan rupiah.

Generasi Z pun turut andil dalam roda ekonomi moderen dengan menyimpan rupiah dalam bentuk uang digital.

Justru, pelaku industri (entitas) dengan segala pertimbangannya, cenderung menyimpan atau memiliki tabungan dalam mata uang asing.

Oleh karena itu, perlu adanya perubahan aturan penyimpanan mata uang asing tersebut di lembaga keuangan Indonesia bagi pelaku usaha (entitas). Misalnya, hanya diberi imbalan bunga nol persen atau malah dikenai pajak mata uang asing.

Selain itu, perlu kebijakan berupa pembatasan nominal tertentu bagi wakil rakyat dan pejabat Pemerintah menyimpan mata uang asing.

Ahli manajemen risiko itu, juga mencontohkan terungkapnya mantan wali kota di Jawa Tengah, yang ketika menjabat wali kota 2004-2014 hanya punya 1.200 dolar AS, namun pascamenjabat hingga kini malah memiliki 410.307.008 dolar AS dan disimpan di bank pelat merah.

Keberanian mengonversi mata uang asing sebanyak itu dalam bentuk rupiah tentu bisa mengurangi tekanan terhadap mata uang negeri ini.

Cintailah Rupiah

Ghana, negara di Afrika Barat, dikabarkan bangkrut dan 24 negara lain di dunia diprediksi akan segera menyusul. Di antara 24 negara itu terdapat beberapa negara besar, antara lain, Afrika Selatan, Argentina, Mesir, Turki, dan Meksiko.

Berkaca pada kenyataan itu, kita dengan  nasionalisme yang tinggi tentu tergerak hati untuk bergotong-royong dalam ikhtiar memperkuat negeri ini bersama-sama. Tidak ada waktu untuk saling menyalahkan, meski lazimnya teladan baik itu datangnya dari atas.

Namun tak perlu buang-buang waktu menunggu contoh. Warga masyarakat dengan kapasitasnya masing-masing memiliki peluang untuk menjadi pahlawan rupiah.

Sembari menanti kesabaran datangnya kesadaran para spekulan dan penimbun dolar menyudahi aksinya, para penganut hedonisme menahan diri membeli barang impor. Layak pula ditunggu hadirnya regulasi yang mampu menjaga nilai tukar rupiah dalam jangka lama dan kebijakan yang tegas untuk penyelamatan rupiah.

“Bila Anda memiliki hati nurani, jangan tukarkan rupiah dengan dolar gara-gara tergoda mata uang asing itu yang nilainya sedang memesona.”

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button