Market

The Fed Komitmen Turunkan Suku Bunga, Siap-siap Rupiah Perkasa Lagi


Penegasan bank sentral AS atau The Fed bakal menurunkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR) sebanyak 3 kali di tahun ini, merupakan kabar baik. Dari sisi moneter, nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi semakin perkasa.

CEO Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat melihat dampak positif dari sinyal The Fed itu, terhadap nilai tukar rupiah dan arus modal asing. Penurunan FFR membuat kurs dolar AS melemah, sehingga rupiah berpotensi menguat.

“Bagi arus modal asing, investor asing mungkin tertarik untuk berinvestasi di Indonesia karena suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan AS,” kata ekonom UPN Veteran Jakarta, Jakarta, Selasa (26/3/2024).

Namun, kata dia ada faktor-faktor lain yang mempengaruhinya yaitu kebijakan moneter negara lain, misalnya jika negara lain juga menurunkan suku bunga. Sehingga efek positif terhadap rupiah dan arus modal asing mungkin berkurang.

“Selanjutnya kondisi ekonomi global jika ekonomi global memburuk, investor mungkin lebih memilih aset safe haven seperti dolar AS, sehingga rupiah bisa tertekan,” ujarnya.

Achmad juga mengingatkan soal adanya potensi risiko politik dan ekonomi di Indonesia meningkat. “Kalau itu terjadi investor asing mungkin ragu untuk berinvestasi, sehingga efek positif terhadap arus modal asing mungkin berkurang,” katanya.

Dampak lainnya adalah terjadinya Penurunan suku bunga pinjaman dimana penurunan suku bunga The Fed dapat mendorong bank di Indonesia untuk menurunkan suku bunga pinjaman, sehingga mendorong konsumsi dan investasi.

“Selanjutnya adalah akibat dari penurunan suku bunga dapat meningkatkan inflasi, karena mendorong permintaan agregat. Meski bagi kalangan pengusaha penurunan suku bunga dapat membantu neraca keuangan perusahaan yang dalam kuartal pertama 2024 cukup tertekan,” pungkasnya.

Informasi saja, Gubernur The Federal Rserve (The Fed) Jerome Powell  pada Rabu (20/03/2024) waktu setempat menegaskan rencana bank sentral untuk menurunkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali di tahun ini dan menegaskan pertumbuhan ekonomi yang solid akan terus berlanjut.

Data inflasi yang tinggi baru-baru ini tidak mengubah tren pelonggaran tekanan harga-harga secara bertahap di Amerika Serikat (AS). Sesuai perkiraan, The Fed dalam pengumuman hasil pertemuan kebijakan Maret 2023 itu mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25-5,50 persen.

Proyeksi tersebut menunjukkan bahwa The Fed masih memperkirakan terjadi soft landing dari lonjakan inflasi ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir di masa pandemi. Powell pun meminta para pejabat untuk tetap berhati-hati dengan data baru-baru ini demi memastikan tekanan harga terus berkurang.

Powell mengatakan, kapan dimulainya pemangkasan Fed funds rate masih bergantung pada keyakinan para pejabat nantinya bahwa inflasi bakal terus turun menuju target 2 persen The Fed, meskipun ekonomi AS terus melampaui ekspektasi-ekspektasi yang ada.

 

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button