News

Travel Umrah Terancam Gulung Tikar Imbas Layanan Murah Arab Saudi, Ini Saran MUI

Di tengah digitalisasi umrah yang digaungkan oleh platform Nusuk dari Kerajaan Arab Saudi, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, memberikan pandangannya. Menurutnya, inovasi ini bisa menjadi pedang bermata dua bagi industri travel umrah di Indonesia.

Anwar Abbas menyoroti potensi peningkatan persaingan yang bisa mempengaruhi industri travel umrah di Indonesia. “Hal ini tentu jelas akan membuat tingkat persaingan di antara agen travel umrah akan semakin tajam dan ketat,” kata Buya Abbas kepada inilah.com, Senin (26/8/2023). Lebih dari itu, ia memprediksi bahwa dampak ini bisa merembet ke aspek-aspek lain, termasuk potensi PHK besar-besaran. “Pendapatan mereka akan berkurang, bahkan tidak mustahil akan terjadi PHK besar-besaran di kalangan dunia travel umrah dalam negeri,” tambahnya.

Mantan Wakil Presiden Konfederasi Buruh Islam Internasional tersebut tidak sekadar mengkritik. Ia juga menawarkan solusi berupa koordinasi antara pemerintah dan pelaku industri travel umrah. “Kita mengharapkan pihak pemerintah dan dunia usaha travel umrah di tanah air bagi melakukan koordinasi dan langkah-langkah yang tepat agar sesuatu yang tidak kita inginkan tersebut tidak terjadi,” ujarnya.

Sebagai informasi, saat diakses inilah.com, Senin (28/8/2023), Platform Nusuk menyediakan kurang lebih 23 paket umrah dari berbagai provider, dengan harga mulai dari 750 riyal atau sekitar Rp2,9 juta per orang hingga 6.500 riyal atau sekitar Rp26 juta. Paket termurah, yang ditawarkan oleh operator Bright for Umrah, di luar tiket pesawat tetapi sudah meliputi visa, menginap di hotel selama lima malam, dan akomodasi lainnya. Sementara paket termahal dari Basma Emaar Group menawarkan layanan transportasi VIP dan kamar hotel spesial. Lebih murah jika membandingkan harga dari Kementerian Agama RI (Kemenag RI) dan sejumlah Asosiasi Persatuan Travel Umrah dan Haji Plus yang telah menetapkan standar biaya umrah 2023/2024 berkisar Rp28 juta hingga Rp33 juta per orang.

Strategi Arab Saudi dalam Menguasai Pasar Umrah dan Haji

Selain menyoroti dampak digitalisasi umrah terhadap industri travel umrah di Indonesia, ketua PP Muhammadiyah itu juga memberikan pandangan kritis terhadap strategi Arab Saudi dalam mencari sumber pendapatan non-minyak. Menurutnya, Arab Saudi berpotensi memonopoli pasar umrah dan haji, sebuah skenario yang bisa merugikan industri travel umrah di Indonesia.

Dia mengungkapkan bahwa Arab Saudi saat ini sedang berusaha mencari sumber pendapatan dari sektor non-minyak, salah satunya melalui ibadah umrah dan haji. “Mengenai masalah bisanya mereka menjual (paket umrah) dengan murah tentu banyak caranya. Salah satunya dengan cara menekan dan membanting harga,” kata Buya Abbas. Menurutnya bahkan tidak menutup kemungkinan Arab Saudi akan melakukan “bakar uang” untuk menguasai pasar. “Bila hal ini sudah terjadi maka barulah mereka menaikkan harga, pertama untuk menutupi kerugian-kerugian yang sudah terjadi sebelumnya dan untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya,” tambahnya.

Buya Abbas menekankan bahwa jika strategi ini tidak dihadapi dengan bijak oleh Pemerintah Indonesia, industri travel umrah dan haji di tanah air bisa terancam. “Jika pasar yang seperti itu tidak kita hadapi dengan mengedepankan kepentingan bangsa dan usaha dalam negeri maka tidak mustahil travel umrah dan haji yang ada selama ini satu persatu berguguran,” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button