Market

Tumbuh Tak Sesuai Harapan, Ekonomi AS dalam Ancaman

Sepanjang kuartal I-2023, perekonomian Amerika Serikat (AS) jeblok karena hanya tumbuh 1,1 persen. Sangat jauh dari ekspektasi ekonom sebesar 2 persen.

Dikutip dari Reuters, Jumat (28/4/2023), Departemen Perdagangan AS melaporkan produk domestik bruto (PDB) hanya bergerak naik 1,1 persen di kuartal I-2023 dibandingkan kuartal I-2022 atau year on year (yoy). Capaian ini jauh di bawah ekspektasi ekonom dalam survei Reuters sebesar 2 persen.

Dan, kalau dibandingkan dengan kuartal IV-2022, pertumbuhan ekonomi negeri Uncle Sam itu merosot 2,6 persen.  Disinyalir, jebloknya perekonomian negara yang dipimpin Joe Biden ini, karena percepatan belanja konsumen diimbangi oleh bisnis yang mengurangi investasi inventaris untuk mengantisipasi penurunan permintaan. Laporan PDB menunjukkan, pengeluaran bisnis untuk peralatan mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut.

Meskipun ekonomi AS bem mengalami resesi, prospek pertumbuhan di periode berikutnya semakin gelap. Kondisi kredit semakin ketat setelah gejolak pasar finansial bersamaan dengan siklus kenaikan suku bunga agresif yang dimainkan bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).

Ekonom AS di High Frequency Economics, Rubeela Farooqi mengatakan, prospek perekonomian AS menjadi semakin tidak pasti. “Kasus dasar kami adalah bahwa efek lagging dan kumulatif dari kebijakan restriktif akan membuat ekonomi tumbuh di bawah ekspektasi selama beberapa kuartal mendatang,” ungkap Farooqi.

Investasi inventaris menurun US$1,6 miliar, setelah naik US$136,5 miliar pada kuartal IV/2022. Inventaris memangkas 2,26 poin persentase dari pertumbuhan PDB. Jika mengecualikan penyusutan inventaris, pemerintah dan perdagangan, PDB AS tumbuh 2,9 persen yoy pada kuartal kedua.

Data PDB ini menjadi data yang dipantau ketat The Fed sebelum diperkirakan menaikkan suku bunga 25 basis poin pekan depan. The Fed telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 475 basis poin sejak Maret tahun lalu dari level mendekati nol ke kisaran 4,75 persen–5 persen saat ini.

Setelah lonjakan pada Januari 2023, yang menurut ekonom disebabkan cuaca yang tidak sesuai dengan musim dan kesulitan dalam menyesuaikan data dengan fluktuasi musiman, berbagai data ekonomi menunjukkan tren yang lebih lemah. Misalnya, penjualan ritel merosot sepanjang Februari-Maret. Namun, kuartal I-2023, belanja konsumen tumbuh lebih cepat dari kuartal sebelumnya.

Belanja konsumen, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS, ditopang oleh pasar tenaga kerja yang ketat, yang ditandai dengan tingkat pengangguran sebesar 3,5 persen. Pasar Tenaga Kerja Laporan terpisah Departemen Tenaga Kerja pada menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara bagian turun 16.000 menjadi 230.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 22 April.

Angka ini lebih rendah dari proyeksi ekonom yang memperkirakan 248.000 klaim. Meskipun klaim tunjangan pengangguran tetap berada di bawah level yang dapat menimbulkan kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja, berkurangnya akses kredit untuk bisnis dan rumah tangga terlihat mengganggu permintaan dan pada akhirnya lapangan kerja.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button