News

Usai Nobar Debat Cawapres, Komandan Pacul Heran dengan Cak Imin dan Gibran 3


Ketua DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng), Bambang Wuriyanto alias Bambang Pacul memberikan tanggapan debat perdana calon wakil presiden (Cawapres) di JCC, Senayan, Jakarta pada Jumat malam (22/12/2023).

Bambang Pacul mengakui, argumentasi yang dilontarkan ketiga cawapres, cukup menarik. Hanya saja, ia mempertanyakan terkait cawapres nomor urut 1 yang hendak membangun 40 kota setara dengan DKI Jakarta.

Menurutnya, hal ini sangatlah mustahil untuk dilakukan ketika pasangan nomor urut 1, benar-benar menjadi presiden. Selain biaya yang sangat mahal, proses-proses atau tahapan pembangunannya tidaklah mudah.

“Dari mister 01 akan membangun 40 kota setara dengan Jakarta, bagaimana ceritanya, ini mau membuat kota itu perlu desain, katanya yang sudah ada kita kembangkan. Sudah harus didesain dari awal,” kata Bambang Pacul, dikutip dari InilahJateng.

“Lagi-lagi riset 40 tahun kota setara Jakarta, berapa tahun dibutuhkan? Bagaimana risetnya? Jangan ngawur dong. Anggaran Rp400 triliun nanti yang dipakai bangun 40 kota itu, dari mana? Kalau APBN itu jelas uang pajak, uang kita. Sehingga kita perlu cermati. Tugas DPR mencermati itu. Enggak boleh sembarangan,” kata Bambang Pacul usai Nobar di Marhain, Semarang, dikutip Sabtu (23/12/2023).

Bambang Pacul mengaku kaget, sumber dana Rp400 triliun untuk membangun 40 kota setara DKI Jakarta. Dalam membangun Indonesia, jangan pernah main-main.

“Dari mana itu Rp400 triliun, kita boleh bertanya nanti sebagai anggota DPR. Itu urusannya komisi IX, VI dan VIII. Riset harus menjadi basis kita. Jangan fast track. Membangun bangsa dan negara, kok fast track. Itu gimana,” ucap dia.

Sedangkan untuk Cawapres nomor urut 2, Bambang Pacul lebih dibuat heran. Dalam debat itu, Gibran mengandalkan program makan siang gratis yang anggaranya kurang lebih Rp400 triliun juga.

“Dia membuat makan siang gratis, biayanya Rp400 triliun, itu uang siapa? Pertanyaan utama itu. Habis ada program food estate sekarang menjadi free food. Dah, food estate jadi free food itu, gimana sih? Dua-duanya perlu riset, perlu data. Kalau tidak, lewat itu duit, bahaya,” kata Bambang Pacul.

Menurutnya, bagi-bagi makanan adalah program amal milik Kementerian Sosial. Jika dimasukan ke dalam program unggulan di Pemilu, tentu menjadi salah arah  “Itu program charity, that is wrong, itu salah. Itu sosialisme, sikap sosial yang salah arah, ga boleh. Sikap sosial harus membangun kekuatan berbangsa bernegara,” paparnya.

Dia menyarankan, anggaran Rp400 triliun harus dialokasikan untuk program yang benar-benar bersentuhan dengan rakyat. Programmnya apa dan bagaimana mekanismenya? Perlu dilakukan riset yang cermat dan mendalam.

“Anggaran Rp400 triliun, dengan riset yang baik, bisa dimanfaatkan untuk program yang tepat. Kalau bertemu orang desa yang miskin, kasihlah ayam jago dan ayam petelur. Daripada dikau kasih makan siang gratis,” kata dia. .

Di sisi lain, kata Komandan Pacul, sapaan arabnya, menilai, penjelasan Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, hanya belum menyesuaian waktu saja. Hal ini dikarenakan, Mahfud adalah pribadi yang akademik.

“Pak mahfud adalah orang yang akademik sekali, sehingga bahasanya harus runtut dan panjang. Jadi waktu dua menit atau satu menit enggak cukup untuk beliau menjelaskan. Pak Mahfud kita sudah pahamlah. Semua sudah tahu beliau adalah ahli hukum, dan sejarahnya panjang. Kita tahu beliau orang bersih,” kata Ketua Komisi III DPR itu.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button