Hangout

Vaksin COVID-19 Sebabkan Gagal Ginjal Akut pada Anak-anak?

Senin, 24 Okt 2022 – 18:21 WIB

Vaksin Gagal Ginjal

(ist)

Praktisi kesehatan dr Reza Aditya Digambiro, M.Kes, M.Ked(PA), Sp.PA mengingatkan efek efek polyethylene glycol (PEG) yang ada dalam vaksin COVID-19 terhadap kesehatan ginjal ratusan anak di Indonesia. Sejak lama, telah banyak laporan kasus gagal ginjal akut yang disebabkan oleh PEG ini.

“Dalam pembuatan vaksin terdapat senyawa yang menyerupai dietilen glikol yakni PEG. Patut dipertimbangkan efek dari PEG ini terhadap kondisi ginjal anak-anak di Indonesia,” kata dr Reza Digambiro, pengamat dari Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti, Jakarta, Senin (24/10/2022).

Vaksin yang digunakan untuk pencegahan COVID-19 di Indonesia adalah Sinovac-CoronaVac Vaccine, AstraZeneca Vaccine, Pfizer-BioNTech vaccine, dan Moderna COVID-19 Vaccine. Dalam kondisi pandemi, ketersediaan vaksin sangat mendesak. Karena banyak proses dalam pembuatan vaksin yang melalui jalan pintas dipintas demi mencegah terus bertambahnya korban jiwa akibat COVID-19.

Dalam pembuatan vaksin yang berbeda-beda tersebut terdapat senyawa yang menyerupai dietilen glikol dalam produksi Pfizer-BioNTech vaccine dan Moderna COVID-19 Vaccine. Bahan tersebut adalah polyethylene glycol (PEG), kata dr Reza, yang mengutip dari Frontiersin.org.

Polimer ini digunakan dalam produksi kedua vaksin tersebut untuk melapisi Solid Lipid Nano Particles (SLNPs) yang berfungsi meningkatkan kelarutannya dalam darah serta stabilisasinya. Bahan ini tidak digunakan dalam Sinovac-CoronaVac Vaccine dan AstraZeneca Vaccine. “Sejak lama, telah banyak laporan kasus gagal ginjal akut yang disebabkan oleh polyethylene glycol (PEG) ini,” jelas dr Reza.

Ia memaparkan, Yeon Joo Chun, M.D beserta peneliti lainnya dari Departemen Penyakit Dalam dan Patologi Klinis, Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Korea pernah melakukan penelitian tentang ‘Gagal Ginjal Akut Disebabkan oleh Konsumsi Oral Polyethylene Glycol’. Hasil studi ini melaporkan kasus gagal ginjal akut setelah pasien mengkonsumsi PEG, yang merupakan bagian dari pencucian saluran cerna sebelum dilakukan prosedur kolonoskopi.

Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ini mengakui, hingga saat ini belum ada penelitian komprehensif mengenai efek polyethylene glycol (PEG) yang digunakan dalam produksi vaksin COVID-19, khususnya Pfizer-BioNTech vaccine dan Moderna COVID-19 Vaccine.

“Penting untuk kita ketahui bersama bahwa PEG belum pernah dipakai sebelumnya dalam proses produksi vaksin kecuali untuk vaksin Pfizer-BioNTech vaccine dan Moderna COVID-19 Vaccine. Sekitar 72 persen orang dewasa memiliki antibodi yang melawan efek negatif PEG. Namun hal ini masih menjadi tanda tanya pada anak-anak,” tambahnya.

dr Reza mengungkapkan perlu penelitian yang menyeluruh dan terintegrasi serta kehati-hatian dalam membuat kesimpulan dan mengambil kebijakan mengenai kasus epidemik gagal ginjal akut yang terjadi saat ini. Termasuk kemungkinan dari efek vaksin COVID-19 terhadap gagal ginjal.

Ratusan anak jadi korban

Seperti kita ketahui, akhir-akhir ini, kejadian gagal ginjal akut (acute kidney injury atau AKI) telah menimbulkan korban jiwa ratusan anak-anak di Indonesia. Kejadian ini, telah meningkatkan kewaspadaan terhadap jenis-jenis obat tertentu, khususnya preparat syrup yang sering dikonsumsi pada usia anak-anak yang mengandung dietilen glikol.

Gagal ginjal akut adalah kondisi penurunan fungsi ginjal yang tidak berhasil membuang produk limbah dari tubuh. Biasanya ditandai dengan peningkatan serum kreatinin dalam darah dan menurunnya produksi urine atau glomerular filtration rate. Keadaan ini dapat memicu gagal organ multiple hingga kematian.

Gagal ginjal akut yang terjadi pada anak-anak, lebih cepat mengalami perburukan dengan angka mortalitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan orang dewasa. Meskipun hingga saat ini belum diketahui secara pasti hubungan antara mortalitas yang tinggi pada anak-anak dengan fase gagal ginjal akut yang diderita.

Dietilen glikol sendiri merupakan suatu substrat yang tidak berwarna, tidak berbau, diabsorpsi dan didistribusikan tubuh kedalam ginjal, otak, hati, limpa serta jaringan lemak. Asam diglikolik (diglycolic acid) sangat beracun bagi ginjal. Dietilen glikol kebanyakan digunakan sebagai pengganti pelarut obat sirop non glikol karena harganya yang jauh lebih murah.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button