News

Waduh! Kasus COVID-19 Ngegas di Jakarta, Total Ada 271 Pasien Positif Dalam Sepekan


Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan peningkatan kasus positif COVID-19 dalam satu pekan terakhir.

Total ada 271 kasus positif yang dilaporkan Dinkes DKI Jakarta untuk periode 4-10 Desember 2023.

Angka kumulatif kasus ini mengalami lonjakan cukup drastis dibandingkan pekan sebelumnya yang berjumlah 80 kasus pada 27 November-3 Desember 2023.

“Ada 271 kasus baru positif dalam seminggu di DKI Jakarta tanggal 4-10 Desember,” kata Ngabila kepada Inilah.com, Jakarta, Senin (11/12/2023).

Ngabila menambahkan, COVID-19 subvarian EG.4 dan EG.5 yang menbuat melonjaknya kasus positif di Singapura, memang dominan ditemukan di Jakarta.

Sedikitnya sudah ada 14 kasus baru COVID-19 yang dipicu akibat dua subvarian tersebut. Namun, Ngabila menegaskan, kondisi ini masih terkendali.

Sebelumnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 6 Desember 2023, rata-rata kasus harian COVID-19 bertambah sebanyak 35-40 kasus. 

Sementara, pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit tercatat antara 60-131 orang. Dengan tingkat keterisian rumah sakit saat ini sebesar 0.06 persen dan angka kematian 0-3 kasus per hari.

Kenaikan kasus ini didominasi oleh subvarian Omicron XBB 1.5 yang juga menjadi penyebab gelombang infeksi COVID-19 di Eropa dan Amerika Serikat. Selain varian XBB Indonesia juga sudah mendeteksi adanya subvarian EG2 dan EG5.

Meskipun ada kenaikan, namun kasus ini masih jauh kebih rendah dibandingkan saat pandemi yang mencapai 50.000 sampai 400.000 kasus per minggu.

Sementara itu, Dinkes DKI melaporkan dua kematian akibat COVID-19 pada Senin (11/12/2023). Dua kasus kematian yang dilaporkan merupakan lansia dengan riwayat komorbid.

Sementara, satu di antara dua pasien meninggal tercatat belum menerima vaksin COVID-19 sama sekali.

Ngabila pun meminta masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan, dengan menggunakan masker, rajin mencuci tangan serta hindari kerumunan dengan membatasi kontak dengan orang banyak, terutama di tempat-tempat ramai.

Ia juga mendorong masyarakat, terutama kelompok berisiko untuk segera melengkapi vaksinasi empat dosis, guna mencegah keparahan hingga risiko meninggal dunia.

Adapun orang dengan berisiko sambungnya yakni pralansia usia diatas 50 tahun, orang dengan komorbid, hipertensi, stroke, penyakit jantung, kanker, gagal ginjal kronik, autoimun, TB, HIV, dan kondisi imunodefisiensi lainnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button