Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak fenomena El Nino di negara kita akan terjadi pada bulan Agustus hingga September 2023, jadi akan bermula dalam beberapa hari lagi.
El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maka setidaknya ada 10 dampak El Nino bagi kesehatan. Pertama, gangguan kekurangan makanan sampai ke malnutrisi, terjadi karena gangguan ketersediaan ketahanan pangan (food security).
“Kemudian, peningkatan kejadian penyakit menular, yang terjadi akibat kombinasi menurunnya higiene sanitasi, perubahan pola hidup, penular penyakit, dan lainnya. Ketiga, peningkatan penyakit yang berhubungan dengan air (water borne disease), terjadi akibat keterbatasan ketersediaan air dan sanitasi. Keempat, penurunan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan dan disrupsi pelayanan kesehatan, baik karena cuaca panas, atau mungkin bencana alam yang tejadi masa El Nino dan lainnya,” kata Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama, Jakarta, kepada Inilah.com, Sabtu (22/07/2023).
Kelima peningkatan penyakit paru dan saluran napas, berhubungan dengan terjadinya polusi udara. Keenam adalah penyakit akibat cuaca panas (heat stress). Ketujuh adalah dampak psikososial dan kejiwaan.
“Kedelapan adalah peningkatan penyakit tular vektor (vector borne diseases) karena perubahan pola hidup vektor seperti nyamuk, tikus dan lainnya dengan segala dampaknya. Kesembilan terjadinya bencana alam yang dapat mengakibatkan orang mengungsi dengan berbagai akibatnya,” tambahnya.
Dampak kesepuluh adalah dampak langsung berupa kecederaan dan bahkan kematian akibat cuaca ekstrem dan bencana yang terjadi.
“Karena kini sudah mendekati akhir Juli maka pemerintah dan kita semua perlu mengantisipasi potensi berbagai bahaya kesehatan akibat El Nino di Agustus dan September ini,” paparnya.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)