Hangout

Aktor Fedi Nuril Berdebat dengan Netizen Usai Sindir Prabowo


Aktor Fedi Nuril menyindir calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, terkait isu penculikan aktivis 1998. Lewat akun X (Twitter) pribadinya, ia menyoroti keterlibatan Prabowo dalam kasus pelanggaran HAM berat tersebut.

“Gue kasih utas pendek yang perlu dipahami dan diketahui generasi saat ini. Kenapa isu penculikan ‘terkesan’ diangkat tiap 5 tahun? Karena si pelaku penculikan masih nyapres lagi. Dari 2007 sampai sekarang ‘Aksi Kamisan’ masih dilakukan tiap Kamis di depan Istana Negara.” tulisnya, dikutip Rabu (7/2/2024).

Pemeran Film Ayat Ayat Cinta itu mengecam sikap Prabowo yang seolah-olah menganggap dirinya tidak bersalah dan tidak perlu bertanggung jawab atas kasus penculikan aktivis 98. Ia juga menantang para pendukung Prabowo untuk tidak apatis dan berani menolak calon presiden yang bermasalah dengan HAM.

Ucapan itu pun mendapat tanggapan dari akun  X/Twiiter @NdrewsTjan. Ia menilai apa yang disuarakan Fedi Nuril adalah suatu hal yang sia-sia. “Siapapun presidennya tidak akan melakukan apapun terhadap segala permasalahan HAM 9b. That’s the hard fact that you have to swallow together with this person.” tulis akun itu membalas cuitan Fedi Nuril.

post-cover

Kemudian cuitan tersebut dibalas oleh Fedi Nuril, dengan kritikan keras dan sindiran. Fedi menegaskan dirinya tak mau memaafkan dosa Prabowo tersebut ” ‘Tidak akan’. Mau jadi Tuhan juga lo? Jadi, kita kasih aja si pelaku penculikan aktivis 98 jadi presiden tanpa usaha menghambat dulu? Kalau lo mageran, berarti cocoknya lo telentang di atas meja aja,” balasnya.

Cuitan-cuitan Fedi Nuril ini mendapat respons beragam dari netizen. Beberapa netizen mendukung pernyataannya dan mengapresiasi keberaniannya menyuarakan isu HAM. Namun, beberapa netizen lainnya menyerang akun miliknya dan menuduh sebagai buzzer politik yang dibayar untuk menjatuhkan Prabowo.

Sekadar informasi, kritikannya mengacu pada fakta bahwa Prabowo Subianto, yang merupakan mantan Danjen Kopassus diduga terlibat dalam pembentukan Tim Mawar, sebuah tim khusus yang bertanggung jawab atas penculikan 23 aktivis pro-demokrasi pada 1997-1998. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button