Market

Pompanisasi Sawah, Kota Cirebon Bisa Panen Padi 5 Ton per Hektare

Dinas Pertanian Kota Cirebon, Jawa Barat, mengungkapkan angka provitas atau perhitungan produksi tanaman padi di daerah itu mencapai 5 ton per hektare. Atau dalam setahun hasil panennya di angka 948 ton gabah kering giling (GKG), meski dengan luas lahan sawah yang tergolong sempit.

“Angka provitas itu cukup tinggi di Kota Cirebon. Namun rata-ratanya termasuk sedang,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Cirebon Elmi Masruroh di Cirebon yang dikutip Selasa (31/10/2023).

Elmi menjelaskan total luas lahan sawah di Kota Cirebon pada 2023 diperkirakan sekitar sekitar 94 hektare. Itu pun sebagian besarnya adalah sawah tadah hujan yang memanfaatkan pompanisasi untuk pengairannya, bukan memakai irigasi teknis.

Meski tidak begitu luas, Elmi menilai petani di Kota Cirebon cukup produktif karena mampu memproduksi padi dengan angka provitas 5 ton per hektare.

“Luas sawah produktif tahun kemarin di angka 122 hektare. Tahun 2023 diperkirakan sudah 94 hektare. Panen itu setiap tahun 948 ton,” katanya.

Ia menyampaikan pada dasarnya Kota Cirebon saat ini tengah berkembang menjadi kawasan kota perdagangan dan jasa. Sehingga tidak aneh jika lahan pertanian khususnya sawah pasti akan menyempit.

Kota Cirebon juga merupakan salah satu kota terkecil di Jawa Barat. Oleh karenanya, DKP3 Kota Cirebon tetap memberikan apresiasi kepada petani karena mampu produktif.

Untuk saat ini, kata Elmi, DKP3 Kota Cirebon tengah konsen menggalakkan program pemanfaatan lahan pekarangan rumah untuk ditanami berbagai jenis bahan pangan lokal.

“Program pemanfaatan lahan pekarangan itu kami beri namanya Kampung Pangan Lestari Hijau (KPLH),” ucapnya.

Elmi mengatakan sudah ada sebanyak 34 RW di Kota Cirebon yang mengikuti program itu dan dampak paling terasa adalah masyarakat dapat menjaga ketahanan pangan di tingkat keluarga.

Menurut dia, program itu dapat dikategorikan sebagai upaya Pemkot Cirebon dalam menerapkan diversifikasi berbasis pangan lokal.

“Masyarakat pada program itu memanfaatkan lahan pekarangan dan lahan kosong di sekitar rumah untuk ditanami sayuran, umbi-umbian, ada juga yang memelihara ikan lewat budi daya dalam ember atau kolam terpal,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button