Berita duka datang dari Kepala Kantor SAR Kota Padang, Abdul Malik yang menginformasikan bahwa sebanyak 11 pendaki Gunung Marapi ditemukan meninggal dunia pasca erupsi.
Kepada media, Abdul mengatakan jumlah pendaki selamat yang berhasil didata tim gabungan sebanyak 75 orang, dimana 49 orang di antaranya dalam kondisi selamat.
Sebagian para pendaki yang dievakuasi segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif dan sisanya telah kembali ke rumah masing-masing.
Sampai saat ini, tim gabungan masih mencari 12 pendaki yang sampai saat ini belum diketahui keberadaannya.
Cara Menyelamatkan Diri dari Gunung Meletus
Bencana alam bisa terjadi kapan saja tanpa diawali dengan tanda-tanda alam maupun peralatan teknologi canggih manusia.
Bahkan ahli vulkanologi saja mengaku bencana alam yang satu ini memiliki tingkat prediksi yang sangat sulit seperti gempa bumi.
Sebenarnya erupsi gunung bisa dilihat dari tanda-tanda alam seperti hewan liar yang turun ke pemukiman warga.
Hal yang tidak diprediksi oleh manusia, terutama para ahli vulkanologi adalah waktu kejadian dan besaran letusan yang dihasilkan oleh gunung.
Bagi Anda yang tinggal di sekitar gunung berapi atau berencana ingin mendaki gunung bersama teman-teman dalam waktu dekat, berikut tips cara menyelamatkan diri dari gunung meletus yang harus kalian ketahui.
1. Ikuti Arahan dari Lembaga Resmi
Selama bencana alam, beberapa masyarakat kerap mengabaikan himbauan untuk mengungsi dari pemerintah maupun lembaga resmi.
Alasannya beragam, mulai dari berat meninggalkan rumah sampai tidak menyukai lingkungan di area pengungsian.
Apapun alasannya, demi keselamatan bersama, Anda harus menyingkirkan ego masing-masing dan mengikuti arahan untuk mengungsi dari lembaga resmi.
2. Kenali Jalur Evakuasi dan Shelter
Bagi warga maupun pengunjung yang datang ke daerah gunung berapi, kalian tidak boleh abai dengan informasi seperti jalur evakuasi dan shelter.
Kedua informasi ini akan sangat berguna sewaktu-waktu gunung mengalami erupsi supaya tim penyelamat bisa menemukan dan membantu warga maupun pendaki ke tempat yang lebih aman.
Tapi jika posisi Anda masih cukup jauh dari kata aman, segera pergi ke shelter terdekat dan berlindung di sana sampai tim penyelamat datang untuk mengevakuasi kalian.
3. Siapkan Peralatan Berlindung
Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gunung, usahakan untuk menyediakan peralatan berlindung seperti masker dan kacamata.
Kedua peralatan ini dapat melindungi kesehatan kalian dari paparan abu dan debu selama gunung meletus.
Jika tidak punya masker, Anda bisa menggunakan kain basah untuk menutup area mulut dan hidung agar tidak terpapar oleh polutan yang berbahaya.
4. Hindari Daerah Lembah atau Aliran Sungai
Baik sebelum dan sesudah erupsi, usahakan untuk tidak mendekati lembah maupun aliran sungai.
Sebab, daerah itu sangat berbahaya karena sungai mungkin masih membawa sisa-sisa lahar dingin.
5. Jangan Berkendara Saat Hujan Abu
Proses evakuasi memang terlihat lebih cepat dijalankan jika menggunakan alat transportasi seperti mobil dan motor.
Tapi sayangnya, abu yang turun dari hujan itu bisa menyumbat mesin dan menghentikan kendaraan.
Jika sudah terjadi, segera keluar dari kendaraan dan segera berjalan kaki atau lari ke tempat yang lebih aman.
6. Hindari Tempat Terbuka
Selama masa erupsi, gunung akan melontarkan berbagai macam material dari dalam bumi, seperti lava, bebatuan, lahar, dan masih banyak lainnya.
Material-material itu akan bertebangan ke berbagai penjuru arah dan bisa jatuh tepat di atas kepala Anda.
Maka dari itu, usahakan untuk tetap berada di dalam rumah atau shelter sampai kondisi kondusif dan tim penyelamat datang ke tempat Anda.
7. Evakuasi Hewan Ternak
Keselamatan manusia memang sangat penting, tapi jangan egois sampai melupakan hewan peliharaan atau hewan ternak yang sudah dipelihara selama ini.
Hewan memiliki hak yang sama seperti manusia untuk bertahan hidup.
Jika tidak memungkinkan untuk menggiring mereka ke tempat yang lebih aman, Anda bisa melepas tali ikatan mereka agar mereka bisa lari sendiri ke tempat yang lebih aman.
.
.
Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)