News

Ada Aset Pimpinan Junta Myanmar Saat Penggerebekan Bandar Narkoba di Thailand

Thailand menemukan sejumlah aset milik keluarga junta Myanmar saat penggerebekan di rumah taipan Myanmar yang diduga melakukan perdagangan narkoba dan pencucian uang.

Mengutip dari Reuters, beberapa aset milik keluarga junta Myanmar antara lain, sertifikat kepemilikan dan buku tabungan bank milik anak perempuan dan laki-laki Min Aung Hlaing, Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar. Aset ini pejabat Thailand temukan di partemen Tun Min Latt di Bangkok. Saat itu Tun Min Latt sedang menjalani penahanan di Thailand pada September lalu.

Mungkin anda suka

Tun Min Latt adalah taipan yang terlibat dalam kasus penyelundupan narkoba dan kasus pencucian uang. Menurut sumber Reuters, dia adalah kawan dekat dari Min Aung Hlaing. Menurut sumber tersebut Tun Min Latt mendapatkan pasokan militer dari junta Myanmar.

Meski ditemukan sejumlah aset tersebut, namun kedua anak Min Aung Hlaing tidak akan diproses secara hukum. Sebab menurut sumber, otoritas Thailand menilai anak-anak Min Aung Hlaing tak terlibat dalam investigasi dalam kasus Tun Min Latt.

Penemuan aset ini terjadi saat polisi menggerebek kediaman Tun Min Latt di kondominium Belle Grand Rama 9 di Bangkok pada 17 Agustus 2022 lalu. Dalam penggerebekan itu, polisi menemukan sertifikat tanah dan kontrak pembelian atas empat unit kamar tidur di kondominium yang sama atas nama Aung Pyae Sone, putra Min Aung Hlaing.

Selain itu polisi juga menemukan dua tabungan Siam Commercial Bank (SCB) atas nama Khin Thiri Thet Mon, putri Min Aung Hlaing. Atas penemuan ini orang-orang tersebut belum memberikan tanggapannya.

Sementara itu, Amerika Serikat juga menuding putra-putri pimpinan junta Myanmar itu selalu mendapatkan kelancaran dalam urusan bisnisnya karena posisi sang ayah.

Juru bicara kelompok aktivis keadilan Myanmar juga mengatakan temuan tersebut mengindikasi bahwa keluarga Min Aung Hlaing menyembunyikan aset mereka di Thailand.

Untuk itu, mereka mendesak otoritas Thailand mengambil tindakan tegas agar negaranya tidak menjadi tempat untuk menyimpan aset-aset atau harta para penjahat perang Myanmar. Aktivis juga meminta Thailand memblokir seluruh rekening di bank-bank dan properti mereka.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button