News

Istri Jadi Korban KDRT, Ini 4 Dampak Pengaruhi Kesehatan Mental

Sungguh keji. Seorang ayah (Panca) diduga membunuh anaknya sendiri. Tidak tanggung-tanggung, empat anak kandungnya ditemukan meninggal dunia di dalam kamarnya. Hal tersebut terjadi usai istri Panca menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang juga diduga dilakukan oleh suaminya.  

Melihat kasus tersebut, KDRT bisa menimpa siapa saja, padahal dampak dari kekerasan ini memiliki kemungkinan berupa trauma psikologis yang mendalam bagi korban, bahkan kepada keluarga korban. 

Kekerasan dalam rumah tangga bahkan bisa berdampak luar biasa pada keutuhan rumah tangga, bahkan tak terkecuali berakhir dengan perceraian. 

Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, Sabtu (09/12/2023), angka kekerasan dalam rumah tangga mengalami kenaikan yang signifikan, seiring bertambahnya jumlah penduduk, kemajuan teknologi serta kehidupan masyarakat yang kompleks, serta keadaan ekonomi berpengaruh terjadinya kasus KDRT.

Kekerasan dalam rumah tangga adalah perilaku menyakiti dan mencederai secara fisik maupun psikis emosional. Ini juga mengakibatkan kesakitan dan stres yang tidak diinginkan. 

Tentunya dalam kejadian KDRT meninggalkan luka psikologis yang sangat dalam bagi korban. Dalam sebuah tulisan disampaikan kata trauma telah sering digunakan untuk menggambarkan sebuah pengalaman negatif yang selalu diingat.

Berdasarkan hal tersebut, akibat dari trauma ini membentuk luka batin yang tersimpan dan berpotensi menggerogoti seseorang dalam melakukan hal-hal positif. 

Efeknya adalah kehidupan sesorang bisa menjadi tidak tercatat dengan baik dan bahkan menjadi pilu.

Trauma yang ditandai dengan keadaan jiwa atau tingkah laku yang tidak normal, muncul sebagai dampak dari tindak kekerasan yang dialami secara fisik ataupun secara psikis. 

Namun ada juga trauma yang muncul dari efek gabungan kekerasan fisik berupa cedera yang dialami secara jasmani berupa benturan yang keras yang menggangu fungsi sel saraf otak atau organ vital lainnya, sehingga dapat menyebabkan korban KDRT menjadi trauma. 

Trauma pada jiwa seseorang tidak dapat dilihat dengan kasat mata bahkan cenderung menjadi bentuk yang abstrak sesuai dengan fenomena-fenomena yang muncul dari perilaku orang yang mengalami.

Ada beberapa gangguan kesehatan mental yang disebabkan KDRT di antaranya :

Depresi

Salah satu masalah yang bisa terjadi akibat kekerasan dalam rumah tangga adalah depresi. Dampak dari KDRT ini disebabkan oleh peristiwa traumatis, bahkan depresi yang terjadi dapat berkembang menyebabkan bunuh diri. 

Faktor risiko dari depresi pada perempuan akibat dampak KDRT berhubungan erat dengan usia, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi hingga lamanya kekerasan ini terjadi. Seseorang yang lama mengalami penyiksaan dari pasangannya, risiko untuk alami depresi tentu lebih tinggi.

Penyalahgunaan Zat

Kekerasan dalam rumah tangga dapat membuat korbannya terpicu melakukan penyalahgunaan zat. 

Mengutip dari Addiction Center, perempuan yang pernah mengalami KDRT memiliki kemungkinan 15 kali lebih besar untuk penyalahgunaan alkohol dan sembilan kali lebih rentan untuk mengonsumsi narkoba, jika dibandingkan dengan seseorang yang tidak memiliki riwayat tersebut.

Bukan hanya itu, pelaku yang kerap mabuk karena obat-obatan atau alkohol juga cenderung kehilangan kendali atas perbuatannya. 

Hal ini juga menjadi salah satu faktor penyebab KDRT rentan terjadi. Berada di bawah pengaruh zat apa pun sangat meningkatkan kemungkinan perilaku kasar.

PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dapat terjadi pada seseorang sebagai dampak KDRT. Berbagai gejala dari PTSD adalah ketakutan, kerentanan, hingga ketidakberdayaan. 

Ketakutan yang dialami dapat menjadi sesuatu yang traumatis. Karena itu, seseorang yang mengalami masalah ini perlu mendapatkan penanganan segera. 

Jika tidak, gangguan mental yang lebih besar bisa terjadi jika dibiarkan begitu saja. Terlebih jika pelaku masih tinggal di lingkungan yang berdekatan atau masih hidup secara berdekatan.

Anxiety Disorder

KDRT juga dapat menyebabkan korbannya mengalami gangguan kecemasan atau anxiety disorder

Pengidapnya dapat alami rasa takut secara tiba-tiba jika teringat kekerasan yang dialami atau bahkan tanpa sebab yang jelas. 

Masalah ini perlu mendapatkan penanganan dari ahlinya segera, sebab dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. 

Agar masalah ini tidak bertambah parah, ada baiknya segera mendapatkan sesegera mungkin agar aktivitas dapat kembali normal.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button