News

Bukan Sekali, Kasus Mayat Dicor Sudah Terjadi 8 Kali

Tak jarang, kasus pembunuhan ini dilatarbelakangi permasalah yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan musyawarah, seperti asmara atau hutang.

Selain itu, untuk menutupi tindak kejahatannya dan supaya terhindar dari hukum, cara yang dilakukan setiap pelaku berbeda-beda, dan kerap cenderung keji. Salah satunya yang  akhir-akhir ini sedang ramai diperbincangkan adalah dengan mengecor korbannya.

Lebih parahnya lagi, kasus mengecor mayat untuk menghilangkan jejak pembunuhan bukanlah cara yang baru. Berdasarkan penelusuran, setidaknya sudah ada 8 kasus pembunuhan yang mana pelaku mencoba menutupi tindak kriminalnya dengan mengecor korban.

Deretan Kasus Pembunuhan dengan Mengecor Korban

1. Balita Dibunuh Lalu Disemen

Pada tahun 2013, terjadi kasus pembunuhan yang menggemparkan publik di Suarabaya, Jawa Timur.

Seorang balita bernama FHR (3,5 tahun) menjadi korban dalam kasus ini. Pelakunya adalah Solihin (31 tahun), tetangga korban.

Selain membunuh, Solihin juga mencoba menghilangkan jejak kejahatannya dengan melumuri korban menggunakan semen.

Kejadian ini bermula ketika Misnawi dan istrinya kehilangan anak bungsunya pada Sabtu, 16 Februari 2013. Dua hari kemudian, FHR ditemukan tersembunyi di dalam semen di rumah Solihin, tetangga mereka.

Solihin berhasil ditangkap saat berusaha melarikan diri ke Kabupaten Sampang menggunakan becak.

Selama diinterogasi oleh polisi, Solihin mengakui bahwa ia membunuh korban karena merasa sakit hati setelah pernah ditegur oleh ayah korban.

Saat itu, Solihin menarik korban ke dalam rumahnya dan memukulinya hingga jatuh ke tanah. Tidak hanya itu, ia juga mengangkat korban dan memukulkan kepalanya berkali-kali ke tembok.

Kasus ini semakin rumit dengan terjadinya peristiwa lain. Pada Rabu (4/12/2013), ayah korban, Misnawi, membunuh ayah kandung Solihin yang bernama Taufik, yang merupakan seorang pedagang di pasar Jalan Endrosono.

Misnawi mengaku bahwa ketika melihat Taufik melewati dengan sepeda motor, ia langsung teringat akan anaknya yang tewas.

Setelah membunuh Taufik, Misnawi menyerahkan diri ke polisi diantar oleh keluarga dan tokoh masyarakat di tempat tinggalnya.

2. Perempuan Dicor di Bak Mandi

Pada tanggal 23 Februari 2018, di Desa Puguh, Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah, ditemukan jasad seorang wanita di dalam bak mandi yang telah ditutup dengan semen.

Penemuan jasad tersebut terjadi setelah polisi menangkap Didik (28 tahun), pemilik rumah yang juga menjadi tersangka dalam kasus pembegalan di Desa Tampingan pada pagi hari tanggal 23 Februari 2018.

Selama proses interogasi, Didik mengaku telah membunuh seorang wanita dan mengubur jasadnya di dalam bak mandi yang telah dicor. Korban bernama Fitri Agraeni (24 tahun), berasal dari Desa Margosari, Limbangan, Kendal, dan bekerja sebagai pemandu karaoke.

Pembunuhan terjadi setelah korban menagih utang sebesar Rp500 ribu kepada Didik. Merasa tersinggung, Didik mencekik korban hingga menyebabkan kematian.

Untuk menghilangkan jejak pembunuhan tersebut, Didik kemudian menguburkan jasad korban dalam bak mandi dan melapisi dengan semen sebanyak tiga lapis. Hal ini dilakukan agar bau busuk dari jasad tidak tercium.

3. Pria Dibunuh Istri dan Anak, Lalu Dicor di Dalam Rumah

Surono, seorang pria berusia 51 tahun yang tinggal di Dusun Juroju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, meninggal dunia dan jenazahnya disembunyikan di bawah musala di dalam rumahnya.

Surono sebelumnya sudah menghilang selama tujuh bulan. Setelah dilakukan penyelidikan, diketahui bahwa pelaku pembunuhan adalah istri Surono, Busani, berusia 45 tahun, dan putra mereka, Bahar, berusia 27 tahun.

Pada awalnya, Busani dan Bahar berpura-pura bahwa Surono dibunuh oleh orang lain, namun polisi berhasil mengungkap motif di balik pembunuhan ini, yaitu masalah ekonomi dan dendam yang berkaitan dengan hubungan asmara.

Surono adalah seorang petani kaya, tetapi istri dan anaknya hanya mendapatkan bagian yang sedikit.

Istri Surono curiga bahwa uang miliknya diberikan kepada seorang perempuan yang menjalin hubungan dengan suaminya.

Busani kemudian menceritakan hal ini kepada Bahar. Mendengar keluhan ibunya, Bahar akhirnya memutuskan untuk membunuh ayahnya.

Dia mengungkapkan keinginannya ini di hadapan ibunya. Sang ibu tidak melarang keinginan anaknya, sehingga akhirnya Surono ditemukan tewas di bawah bangunan mushala rumahnya.

Bahar membunuhnya dengan menggunakan linggis. Setelah itu, Bahar mengambil uang sebesar Rp 6 juta yang menjadi milik ayahnya dan menjual motor senilai Rp 19 juta.

Sementara itu, Busani menikah secara rahasia dengan seorang pria bernama JM pada bulan Mei 2019. Pernikahan mereka tidak bertahan lama karena mereka bercerai 15 hari sebelum kasus ini terungkap.

4. Anak Tega Bunuh Ayah, Jasadnya Dicor di Tanki Septik

Dalam kejadian yang menggemparkan, Wahudin (28) secara kejam membunuh ayahnya sendiri, Rahadi (58), seorang warga Desa Kendayakan, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Wahudin melakukan tindakan itu pada hari Selasa, tanggal (29/10/2019) di rumah tempat tinggal korban sebelum akhirnya menyerahkan diri kepada polisi.

Setelah mengambil nyawa ayahnya dengan menggunakan kapak, Wahudin berusaha untuk menghilangkan jejak dengan membuang jasad ayahnya ke dalam tangki septik dan menutupnya dengan campuran semen.

Jasad Rahadi pertama kali ditemukan oleh ibu pelaku, Sariah (56), pada malam Selasa, terbungkus dalam tikar di dalam tangki septik di sebelah rumah.

Awalnya, Sariah mencurigai adanya tumpahan darah di dalam rumah yang mengarah ke tangki septik.

Kapolsek Warureja, Iptu Nugroho Santoso, menyatakan bahwa Wahudin, pelaku pembunuhan terhadap ayah kandungnya, diduga mengalami gangguan jiwa.

Hal ini didasarkan pada kesaksian warga yang mengatakan bahwa pelaku sering pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan kejiwaan.

5. Penghutang Bunuh Pemberi Utang

PNS di Kementerian PU Balai Besar Jalan dan Jembatan wilayah V Satker Metropolis Palembang, Aprianita (50), dilaporkan hilang sejak 9 Oktober 2019.

Ia ditemukan tewas dengan pakaian lengkap di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang, Sumatera Selatan pada Jumat (25/10/2019).

Kejadian itu semakin mengerikan karena tubuh korban dicor dengan semen dan pasir agar tidak terdeteksi oleh warga.

Setelah penyelidikan, terungkap bahwa Aprianita dibunuh oleh Yudi Tama Redianto (50), yang merupakan seorang honorer di tempat kerja korban.

Yudi telah ditangkap oleh Unit Jatanras Polda Sumatera Selatan untuk dimintai keterangan bersama dengan rekannya, Ilyas (26), yang berperan sebagai eksekutor.

Awalnya, Yudi menawarkan bisnis jual beli kepada korban pada tanggal 26 Agustus 2019. Ia mengklaim bahwa ada lelang mobil di Jakarta, yaitu Toyota Innova tahun 2016.

Mobil tersebut rencananya akan dijual kembali di Palembang dengan harga tinggi. Tawaran tersebut menggoda korban, sehingga ia menerima tawaran dari Yudi.

Aprianita diminta  untuk mentransfer uang oleh pelaku sebesar Rp145 juta untuk mengikuti lelang tersebut.

Bukannya untuk lelang, tersangka menggunakannya untuk bersenang-senang dan pergi karaoke bersama dua perempuan.

Saat korban menanyakan perihal kelanjutan uang dan hasil lelang, pelaku hanya mengembalikan Rp50 juta.

Kemudian, tersangka Ilyas mencekik leher korban hingga korban meninggal dunia. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sumatera Selatan, Kombes Pol Supriadi, menjelaskan bahwa Nopi dan Amir dibayar oleh Yudi sebesar Rp11 juta.

6. Seorang Ayah Dibunuh Anak dan Cucunya

E (38) dan DW (17), yang merupakan ibu dan anak, diamankan karena melakukan pembunuhan terhadap lima anggota keluarga.

Para korban adalah Zainudin (60), Siti Romlah (45), Wawan (55), dan Z (5). Empat korban ditemukan tewas dalam tangki septik. Sedangkan satu korban, Juwanda (26), ditemukan tewas terkubur di kebun singkong.

Kedua pelaku ternyata adalah anak dan cucu dari Zainudin.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, E melakukan kejahatan ini karena perselisihan dalam pembagian warisan yang dimiliki oleh Zainudin.

Pembunuhan terhadap Zainudin, istri, anak, dan cucunya terjadi pada bulan Oktober 2021. Saat itu, E datang ke rumah korban dan dengan kejam membunuh mereka menggunakan kapak.

Setelah korban meninggal, keempat mayatnya dibuang ke dalam tangki septik yang berada di belakang rumah. Kemudian, E menutup tangki septik tersebut dengan cara mencornya menggunakan semen.

Sedangkan, pembunuhan terhadap Juwanda terjadi pada bulan Februari 2022. Pada saat itu, Juwanda datang mencari ibu kandungnya, Siti Romlah. “E saat itu mengatakan bahwa Zainudin dan istrinya pergi ke gunung untuk bekerja ladang,” kata M Yani, Kepala Desa Marga Jaya.

E dan anaknya, DW (17), membunuh Juwanda saat korban sedang tertidur. Kasus pembunuhan ini terbongkar ketika Juwanda dilaporkan hilang kepada pihak kepolisian pada tanggal 1 Juli 2022. Juwanda tidak diketahui keberadaannya sejak tanggal 24 Februari 2022.

7. Bisnis Besi, Dua Wanita di Bekasi Dibunuh

Warga di Kavling Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara digegerkan dengan kasus tewasnya Permana yang bunuh diri di sebuah rumah kontrakan pada 28 Februari 2023.

Permana sempat dilarikan ke RSUD Kota Bekasi untuk diselamatkan, namun tidak tertolong, hingga akhirnya korban menghembuskan napas terakhirnya saat dalam perjalanan.

Selanjutnya dilakukan penyelidikan di rumah kontrakan yang disewa Permana, polisi mencurigai adanya gundukan cor semen di dalam rumah. Polisi pun membongkar gundukan cor semen yang terletak di bawah tangga tersebut dan menemukan dua jasad wanita.

Setelah dilakukan identifikasi, diketahui korban adalah Heni Purwaningsih (48)dan Yusi Purawati (47). Keduanya dikubur dengan posisi menumpuk dan dicor menggunakan adukan semen. Saat ini kedua korban telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Malaka, Jakarta Timur.

Kasi Humas Polres Metro Bekasi Kota Kompol Erna Ruswing Andari mengatakan kasus pembunuhan itu dasari motif utang dari hasil investasi bisnis besi. Kedua korban terlibat dalam investasi yang dijanjikan oleh pelaku, Permana (50) dengan keuntungan mencapai Rp100 juta.

“Dijanjiin keuntungan, investasi bisnis besi, jadi kayak kirim besi gitu,” ujarnya, Rabu (8/3/2023).

Kedua korban sangat percaya dengan keuntungan yang dijanjikan oleh Permana yang memang berkecimpung di bisnis jual beli besi. Korban mempercayai pelaku lantaran investasi sebelumnya pernah mendapat keuntungan senilai Rp20 juta.

Namun investasi kedua ternyata tidak semulus yang pertama. Bahkan korban dibunuh saat menagih keuntungan yang dijanjikan. Pelaku pun tega mengubur jasad kedua rekan bisnisnya dengan cara dicor di bawah tangga di dalam rumah kontrakan yang ditinggali.

Usai menghabisi nyawa korban dan menyembunyikan mayatnya di dalam cor semen, setelah itu pelaku mengakhiri hidupnya dengan menyayat urat nadinya.

8. Sakit hati, Pegawai Bunuh Bos Air Galon

Muhammad Husen (28 tahun) menghabisi nyawa bosnya, Irwan Hutalagung (53), dengan cara memutilasi dan mengecor tubuhnya karena merasa sakit hati. Irwan adalah pemilik usaha pengisian ulang galon air di Tembalang, Semarang.

Ketika diinterogasi oleh polisi dan media, Husen dengan tenang dan tanpa penyesalan menjawab pertanyaan.

Husen mengungkapkan bahwa ia bahkan pernah menggunakan jasa perempuan melalui aplikasi online dengan uang hasil curian dari Irwan.

Ia mengaku telah membayar Rp 300 ribu untuk bersenang-senang dengan seorang perempuan di Banjarsari. Uang sebesar Rp 7 juta yang ia curi dari korban digunakan untuk kegiatan hiburan seperti merokok dan minum-minum.

Husen menyatakan bahwa ia merasa puas dan tidak menyesal atas perbuatannya membunuh, memutilasi, dan mengecor mayat bosnya.

Pada Kamis, 4 Mei 2023, sekitar pukul 21.00, Husen menusuk Irwan yang sedang tidur di tempat pengisian ulang galonnya menggunakan linggis. Husen menusuk bagian kening kiri Irwan hingga menembus ke rahang kanan.

Setelah itu, Husen meninggalkan Irwan yang masih hidup dan menghampiri AIA (17), seorang penjual makanan angkringan di depan tempat pengisian ulang galon. Husen mengaku kepada AIA bahwa ia telah membunuh Irwan.

Pada Jumat, 5 Mei 2023, sekitar pukul 00.00, setelah angkringan milik AIA tutup, Husen mengajak AIA untuk menggunakan uang Irwan untuk kegiatan bersama. Keduanya memesan jasa PSK melalui aplikasi online.

Antara pukul 05.00 hingga 06.00 WIB, Husen memutilasi tubuh Irwan menjadi empat bagian. Saat itu, Irwan masih bernapas. Potongan kepala, tangan kanan, dan tangan kiri kemudian dimasukkan ke dalam sebuah karung.

Pada malam hari, Husen mengambil semen dan pasir dari rumah Irwan di Perumahan Pondok Bukit Agung, Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang. Ia mengecor jasad Irwan di lorong atau celah antara tempat pengisian ulang galon dan tempat mencuci mobil.

Pada Sabtu malam, 6 Mei 2023, Husen melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor Yamaha milik Irwan ke rumah seorang temannya di Banjarnegara.

Pada Senin, 8 Mei 2023, sekitar pukul 12.00 WIB, mayat Irwan ditemukan setelah warga mencium bau busuk di tempat kejadian. Pada Selasa, 9 Mei 2023, Husen ditangkap di Banjarnegara.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button