News

Aksi Ganjar Kenakan Kemeja Bagian Strategi Penanda Menuju Pilpres

Aksi bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo mengenakan kemeja hitam putih jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) dipandang serupa dengan langkah Joko Widodo (Jokowi) ketika maju sebagai calon gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.

Dalam pandangan Pengamat Politik dari Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Philips J Vermonte, hal itu bagian dari menerapkan otentisitas yang berujung menjadi penanda agar bisa dikenali masyarakat.

“Mungkin baju kotak-kotak Jokowi dulu itu baju yang sehari-hari dipakai banyak orang, jadi terasa representasi semua orang. Setiap capres atau caleg harus mencari otentisitas, dia harus otentik,” kata Philips, Jumat (21/7/2023).

Dia menjelaskan, soal strategi semacam itu yang juga bisa dilakukan oleh calon anggota legislatif (caleg).

“Terkait, caleg misalnya, anda bayangkan, demgan sistem sekarang, pemilu terbuka, dapilnya gede, ada 1 dapil ada yang 3 ada yang 10, dikalikan 10 partai, begitu banyak caleg. Akhirnya yang dia cari penanda,” jelas dia.

Untuk itu, Philips menilai penanda itu penting dalam konteks demokrasi di Indonesia khususnya dalam konteks Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Sebelumnya, Ganjar Pranowo menyebut desain kemeja hitam putih yang digunakan saat bertemu para relawan pendukung di Jakarta, Rabu (19/7/2023), merupakan desain dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Pak Jokowi memberikan desain baju yang saya pakai ini,” kata Ganjar.

Gubernur Jawa Tengah itu mengungkapkan, desain kemeja ini diberikan Jokowi saat makan siang bersama, beberapa waktu lalu.

“Beliau menyampaikan selembar kertas kepada saya. Pak Ganjar, mungkin ini bagus. Saya lihat, saya bolak, saya balik, apa yang bagus itu adalah baju yang saya pakai ini,” ujar Ganjar menambahkan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button