Market

Alasan Bulan Ini FFR Tak Naik, The Fed Ancang-ancang Kerek Juli Ini

Memasuki paruh kedua, ada sinyal bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed bakal mengerek naik suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR). Lantaran inflasi semakin liar. Kalau benar, Bank Indonesia akan mersponsnya.

Ketua The Fed, Jerome Powell menyatakan, rencana menaikkan FFR sangat ideal, setelah tidak ada kenaikan pada bulan ini. Hal ini karena serangkaian data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, dan perlunya pengetatan moneter lebih lanjut.

“Kami (The Fed) melakukan satu pertemuan di mana kami tidak menaikkan suku bunga. Kami berharap kecepatan keputusan suku bunga yang moderat akan berlanjut,” ucap Powell dalam acara yang diadakan oleh bank sentral Spanyol di Madrid, Spanyol, dikutip dari Reuters, Jumat (30/6/2023).

Powell menyampaikan, data pasar tenaga kerja AS menunjukkan tingkat pengangguran mencapai 3,7 persen. Selain itu, meski inflasi sudah turun dari puncaknya pada tahun lalu, namun angkanya masih berada di level dua kali lipat dari target The Fed di 2 persen “Tekanan inflasi terus berjalan tinggi, dan proses menurunkan inflasi menjadi 2 persen masih jauh,” katanya.

Setelah 10 kali menaikkan suku bunga berturut-turut, pada bulan ini The Fed memilih untuk mempertahankan suku bunga pada kisaran 5 persen-5,25 persen. Hal ini untuk memberikan waktu menilai dampak kenaikan suku bunga yang akan datang, dan melihat dampak pengetatan kredit yang berasal dari tekanan perbankan yang muncul pada bulan Maret.

Namun, Powell menyebut, The Fed perlu menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lebih banyak pada akhir tahun ini. The Fed akan mengadakan empat pertemuan membahas kebijakan lagi tahun ini. Pertemuan berikutnya dijadwalkan pada 25-26 Juli 2023 mendatang.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button