Arena

Persiapan AWBG di Bali Terus Berjalan di Tengah Gaduh Penolakan Israel

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari memastikan polemik penolakan keikutertaan kontingen Israel dari Gubernur Bali I Wayan Koster tak akan mempengaruhi persiapan 2nd ANOC World Beach Games (AWBG) 2023.

Menurut Okto sapaan akrabnya, ancang-ancang untuk menyambut event olahraga akbar tersebut masih digalakkan panitia.

“Saya berterima kasih kepada semua yang terlibat dalam persiapan AWBG. Karena dengan dinamika yang terjadi, isu-isu yang terjadi mereka terus bekerja ingin memastikan bahwa kegiatan ini bisa sukses,” kata Okto kepada wartawan di Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (6/4/2023).

Lebih lanjut, Okto menegaskan bahwa pihak panitia pelaksana di Bali masih terus bekerja mempersiapkan segala kebutuhan administratif maupun teknis demi kelancaran gelaran olahraga terbesar setelah Olimpade musim panas dan Olimpiade musim dingin itu.

“Karena pekerjaan itu kan ada pekerjaan administratif, teknis, dan komunikasi. Karena kita berkomunikasi dengan stakeholders. Ada 14 cabang olahraga berarti ada 14 internasional federasi yang terlibat. Plus dua statuta yang lain yaitu statuta ANOC dan IOC. Berarti ada 16 statua yang dijalankan dalam multi event ini,” ujarnya.

Seperti diketahui, Gubernur Bali, I Wayan Koster menegaskan pihaknya juga menolak kedatangan kontingen Israel yang akan bertanding di AWBG 2023.

Mirip dengan kasus Piala Dunia U-20, Koster menyebut Peraturan Menteri Luar Negeri (Permenlu) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Panduan Umum Hubungan Luar Negeri menjadi alasan ia menolak kedatangan negara tersebut.

“Seperti yang saya sampaikan tadi bahwa belum ada secara formal kami terima pembatalan dari pemerintah Bali. Dalam hal ini Gubernur Bali. Yang saya tahu itu saya dengarkan saya saksikan melalui media. Tapi secara formal kami belum terima. Jadi kami melihat ini sebetulnya masih ada peluang,” tegas Okto merespon.

Okto mengaku akan bekerja keras untuk kembali meyakinkan Wayan Koster agar AWBG 2023 tetap dilaksanakan di Bali. Maka dari itu, Okto menyampaikan bahwa dirinya tak ingin terburu-buru untuk mencari opsi pengganti Pulau Dewata sebagai tuan rumah event ketiga terbesar setelah Olimpiade musim panas dan musim dingin.

“Masih ada peluang untuk komunikasi. Siapa tahu miss komunikasi. Tapi lebih dari itu pun Kita tidak akan berhenti untuk mencarikan solusi. Karena kita semua ada di sini itu untuk mencari apa yang terbaik untuk Indonesia,” tutupnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button