News

BMKG: Aktivitas Lempeng Indo-Australia Picu Gempa di Sumba Barat Daya

Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia memicu gempa bumi dengan magnitudo 5,0 di barat daya Kodi Bangedo, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Plh Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Suci Dewi Anugrah mengemukakan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 10,20 Lintang Selatan (LS) dan 118,80 Bujur Timur (BT). Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 70 km arah barat daya Kodi Bangedo, Sumba Barat Daya, NTT, pada kedalaman 20 km.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia,” kata Suci di Jakarta, Senin (5/6/2023).

Ia menjelaskan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

“Hasil pemodelan juga menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya dikutip Antara.

Suci memaparkan gempa yang terjadi pada Senin hari ini pukul 20.08.49 WIB itu menimbulkan guncangan di daerah Kodi Bangedo, Kodi Balaghar, dan daerah Kodi Sumba Barat Daya, dengan skala intensitas III MMI (Modified Mercally Intensity). Artinya, getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu.

Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.

Sampai pukul 20.20 WIB, ujar Suci melanjutkan, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Suci mengimbau masyarakat agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” tuturnya.

Selain itu ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button