News

BEM UI Bikin Meme Puan, PDIP: Kritik Mahasiwa Asal Bunyi

Politikus Senior PDI Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno mengkritisi meme buatan BEM UI tentang Ketua DPR Puan Maharani yang bertubuh tikus.

Tindakan tersebut tak pantas dilakukan mahasiwa yang menolak pengesahan Perppu Cipta Kerja (Ciptaker) menjadi UU Dipta Kerja. “Rasanya kurang patut apabila mahasiswa menyampaikan umpatan-umpatan yang kurang terdidik, asal bunyi, (serta) merendahkan akal budi,” tegas Hendrawan kepada wartawan saat dihubungi di Jakarta, dikutuip Sabtu (25/3/2023).

Mungkin anda suka

Ia menyebut bahwa DPR selama ini selalu menerima dan memperhatikan setiap kritik maupun masukan dari kampus. “Selama ini kritik dan masukan dari kampus, sangat diperhatikan. Kunker-kunker (Kunjungan Kerja) Alat Kelengkapan Dewan (AKD), termasuk Badan Legislasi (Baleg), sering ke kampus-kampus,” terangnya.

“Kami selalu berharap kampus memberi masukan secara lengkap dan mendalam. (Bahkan kami juga) mengajak wakil-wakil rakyat berdiskusi, berdebat, secara terbuka dan mendasar,” lanjut Anggota Komisi XI DPR RI ini.

Oleh karena itu, ia berharap ke depannya para mahasiwa dapat kembali bergerak sesuai dengan koridor dan etika akademiknya. “Itulah esensi peran dan kontribusi insan kampus dalam membangun peradaban bangsa. Bukan melakukan umpatan-umpatan yang dangkal dan spekulatif,” imbuh dia.

“(Kalau) dalam bahasa Jawa ada istilah ‘waton suloyo’, asal-asalan, yang penting beda dan menarik perhatian,” tutup Hendra.

Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) melalui akun Twitternya @BEMUI_Official mengunggah sebuah video yang didalamnya terdapat gambar gedung kura-kura DPR terbelah menjadi dua dan memunculkan wajah Ketua DPR RI Puan Maharani, namun bertubuh tikus.

Kemunculan meme ini, sebagai bentuk BEM UI mengekspresikan tindakan penolakan terhadap pengesahan Perppu Ciptaker pada Selasa (21/3/2023) lalu oleh DPR. Bahkan BEM UI juga menyebutkan bahwa mereka membutuhkan DPR sebagai Dewan Perwakilan Rakyat, bukan sebagai Dewan Perampok Rakyat.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button