News

Berkaca dari Kasus MTsN 19, Sekolah Harus Punya SOP Penanganan Bencana

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti angkat suara atas meninggalnya tiga siswa MTsN 19, Pondok Labu, Jaksel, akibat bangunan pagar sekolah ambruk di tengah hujan dengan intensitas tinggi pada Kamis (6/10/2022). Dia meminta seluruh pemangku kepentingan untuk mulai memerhatikan standar operasional prosedur (SOP) penanganan bencana yang harus dimiliki semua sekolah.

“Misalnya banjir, maka SOP-nya ada evakuasi anak-anak harus naik ke lantai 2 atau 3 semuanya dan tidak ada yang boleh dilantai 1, apalagi di halaman sekolah bermain hujan karena akan sangat berisiko pada keselamatannya,” kata Retno dalam keterangannya, yang diterima di Jakarta, Jumat (7/10/2022).

Mungkin anda suka

Dia menyebutkan sejumlah risiko jika SOP penanganan bencana tidak dilakukan dengan baik seperti tersambar petir, terseret air, termasuk tertimpa tembok sekolah. Mantan Kepala SMAN 3 Jakarta itu juga menilai perlunya sekolah memiliki jalur evakuasi ketika terjadi bencana untuk menyelamatkan para siswa.

“Misalnya ketika gempa bumi, maka anak-anak dievakuasi keluar ruangan, namun ketika banjir terjadi, sebelum ada pertolongan karena hujan deras masih berlangsung, maka warga sekolah harus dievakuasi ke lantai yang lebih tinggi,” tutur dia.

Pada kesempatan yang sama, Retno menyampaikan duka cita kepada keluarga tiga anak yang meninggal dunia tertimpa dinding sekolah. Ketiga siswa tersebut yakni Dendis Al Larif (13), Dicka Safa Ghifari (13) dan Muh. Adnan Efendi (13)

KPAI turut mengapresiasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemadam Kebakaran DKI Jakarta yang dinilai sudah bergerak cepat untuk mengevakuasi korban dan seluruh warga sekolah. Namun Retno juga mendorong Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi DKI Jakarta untuk membantu asesmen psikologi pada korban selamat tetapi menyaksikan kawan-kawannya meninggal dunia akibat tertimpa tembok yang roboh.

“Juga psikososial kepada pendidik dan peserta didik akibat musibah ini,” tambah Retno.

Dia juga meminta Kementerian Agama untuk segera memperbaiki kondisi madrasah agar peserta didik dapat segera mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) kembali. Diketahui, hujan deras yang berlangsung Kamis siang (6/10/2022) menyebabkan air masuk ke lapangan MTsN 19 Jakarta Selatan dan menyebabkan tembok pembatas roboh. Tiga orang siswa tewas akibat insiden tersebut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button