News

Memahami Makna People Power yang Kini Banyak Digaungkan

Istilah people power kembali ramai sepekan terakhir ini. Istilah ini bukanlah hal yang baru di dunia, termasuk di Indonesia. Tujuannya jelas untuk menggulingkan penguasa dengan kekuatan rakyat. Apa sebenarnya makna dari people power ini?

Seruan people power atau kekuatan rakyat kembali terdengar ketika Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais berbicara pada Dialog Nasional bertema ‘Rakyat Bertanya, Kapan People Power?’ yang digelar ormas Megabintang di Solo, Minggu (11/6/23).

“People power! People power! People power! Itu konstitusional bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara sekalian! Jangan takut! Itu tadi sudah disebut bukan makar. Bukan makar! Konstitusional!” ucap Amien Rais melansir akun Twitter @Humairah_992.

Amien Rais juga mengajak masyarakat untuk menggunakan kedaulatannya agar Jokowi mengundurkan diri. “Hayo kita mulai bergerak. Tekan DPR, tekan MPR untuk memakzulkan atau kita langsung tekan Pak Jokowinya supaya mundur. Dua pilihan: dimundurkan atau mundur. Dua duanya people power yang menjadi penyebabnya.” lanjutnya.

Beberapa hari sebelumnya sempat terjadi aksi unjuk rasa menyebutnya sebagai ‘People Power’ di Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta Pusat dan di sekitar Gedung Umat Islam, Jalan Kartopuran, Solo, Jawa Tengah, Jumat (7/7/2023). Namun aksi ini tidak mencerminkan people power karena sepi peserta.

Di Jakarta, setidaknya ada kurang lebih 50 peserta yang melakukan aksi. Puluhan orang yang mengatasnamakan kelompok Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) itu berdatangan ke lokasi sekitar pukul 15.30 WIB. Aksi ‘People Power’ di Solo, Jawa Tengah tak berbeda jauh dengan Jakarta, hanya diikuti segelintir orang saja. Aksi tersebut berlangsung tidak lebih dari satu jam.

Apa sebenarnya people power?

People power sebenarnya sudah terjadi sejak zaman Yunani Kuno dengan berunjuk rasa di depan senat pada waktu itu. Aksi rakyat ini biasanya mereka lakukan jika ada kebijakan senat yang dianggap tidak sesuai dan menyimpang.

Istilah people power merupakan panggilan bagi suatu gerakan aksi demonstrasi massa yang ingin menggulingkan presiden secara paksa. People Power berupa penggerakan oleh masyarakat melalui cara seperti aksi demonstrasi yang melibatkan orang dengan jumlah besar untuk turun ke jalan.

Sebagai sebuah gerakan gerakan massa, people power mendesak perubahan politik atau pergantian kekuasaan di suatu negara. Biasanya aksi ini dilakukan karena rezim berkuasa melanggar konstitusi, dianggap diktator, korup, berkuasa terlalu lama, sewenang-wenang, dan menyengsarakan rakyat.

People power populer di dunia ketika rakyat Filipina turun ke jalan melakukan protes besar-besaran dan berhasil meruntuhkan kekuasaan Presiden Ferdinand Marcos pada tahun 1986. Saat itu, rakyat Filipina tak puas dengan hasil pemilihan umum (pemilu) yang kembali memenangkan Presiden Ferdinand Marcos.

Marcos tidak disukai rakyat Filipina karena sosoknya dikenal sebagai pemimpin diktator. Marcos bahkan juga kerap melakukan tindakan represif terhadap oposisi. Jutaan rakyat Filipina turun ke jalan dan melakukan aksi unjuk rasa damai. Mereka menuntut untuk mengakhiri rezim otoriter Ferdinand Marcos yang telah berkuasa selama 20 tahun.

Peristiwa people power untuk menggulingkan Marcos dilakukan oleh Corazon Aquino, istri dari pemimpin oposisi saat itu, yakni Benigno Aquino Jr. Saat itu Aquino mulai melancarkan kampanye protes sebagai konsekuensi dari deklarasi kemenangan Marcos pada pemilihan Presiden Filipina tahun 1986.

Peristiwa people power ini juga dianggap melahirkan kembali demokrasi di Filipina. Melalui momen ini pula, banyak orang menganggap people power yang sukses di negara lain mengacu pada revolusi people power di Filipina. Selain di Filipina people power juga pernah terjadi di beberapa negara seperti Jerman, Georgia, Cekoslovakia, dan beberapa negara timur tengah, termasuk Indonesia.

Gerakan people power di Filipina pada 1986

People power di Indonesia

People power muncul dan menemukan momentum saat terjadi reformasi di Indonesia yang berhasil menggulingkan rezim Presiden Soeharto. Ketika itu terjadi peristiwa kerusuhan aksi people power pada Mei 1998 yang diikuti jutaan massa berbagai elemen di berbagai kota. Kerusuhan dipicu munculnya krisis ekonomi dunia yang berimbas ke Indonesia.

Di era itu people power dapat terlaksana karena memang rakyat sudah tidak tahan dengan belenggu kediktatoran serta kesulitan ekonomi. Presiden Soeharto akhirnya menyatakan turun dari kekuasaan setelah krisis hebat melanda Indonesia, baik di sisi sosial maupun ekonomi.

Salah satu tokoh yang muncul pada saat itu adalah Amien Rais. Karena itu, ia sepertinya ingin bernostalgia mengulang kembali kejayaan reformasi yang mengharumkan namanya sebagai bapak reformasi kali ini dengan menggaungkan people power untuk menggulingkan kekuasan Presiden Joko Widodo.

Meski mudah diucapkan, people power sangat sulit terwujud. Diperlukan syarat yang harus dipenuhi untuk mencetuskan gerakan ini. Biasanya melalui sebuah proses yang panjang menjadi terakumulasi sehingga memunculkan hasrat bersama untuk berubah dengan menggulingkan kekuasaan.

Gun Gun Heryanto dalam bukunya ‘Realitas Komunikasi Politik Indonesia Kontemporer (2020)’ menyatakan, people power haruslah ada musuh bersama (common enemy). Kemudian, terdapat friksi di tubuh militer sehingga sulit untuk menurunkan rezim berkuasa. Dan, merupakan isu masif di seluruh wilayah, bukan sekadar isu elitis di daerah tertentu.

Jadi people power bukanlah hal yang sepele dan sederhana. Selain itu, people power juga secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan dampak yang serius di berbagai bidang, misalnya ekonomi, politik, hingga tatanan sosial di sebuah negara. Sehingga harus menjadi pertimbangan bersama agar tidak berdampak lebih buruk kepada nasib rakyatnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button