Market

Bukan Hanya Harga yang Melonjak, Masyarakat Juga Kesulitan Dapatkan Beras


Fenomena kelangkaan dan kenaikan harga beras melanda hampir seluruh daerah di Tanah Air pada akhir-akhir ini. Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS, Anis Byarwati menilai kondisi tersebut menunjukkan inflasi pangan yang masih tinggi dan akan sangat terasa dampaknya kepada masyarakat.

“Sekarang ini kan harga beras naik signifikan dan masyarakat di bawah itu sangat merasakan. Jadi artinya (naiknya) harga beras ini menunjukkan bahwa inflasi pangan itu masih tinggi. Bukan hanya sangat tinggi, tetapi masyarakat mulai kesulitan mendapatkan di pasar,” ujarnya seusai rapat Kunjungan Kerja Komisi XI DPR RI ke Kota Batam, Kepulauan Riau, dikutip di Jakarta, Senin (4/3/2024).

Anis menekankan apabila inflasi pangan yang terjadi berupa kebutuhan pokok maka pasti akan menyulitkan masyarakat. Terlebih, menurutnya, saat ini masyarakat masih dihadapkan pada kesulitan memperoleh lapangan kerja dan juga pendapatan yang terbatas.

Pemerintah akan menambah jumlah kuota penugasan impor beras kepada Perum Bulog dari 2 juta ton menjadi 3,6 juta ton di tahun 2024. Dilansir dari berbagai sumber, hal ini diambil berdasarkan Rakortas Kementerian Koordinator Perekonomian tanggal 5 Februari 2024.

Menanggapi wacana tersebut, Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan negara (BAKN) itu ikut angkat bicara. Dengan tegas, ia menyampaikan bahwa impor bukanlah kebijakan yang berpihak pada rakyat.

“Tentu kalau impor itu justru merugikan ya. Karena yang diuntungkan siapa? Ini kan justru kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat. Jadi mestinya pemerintah bisa mengantisipasi, menstabilkan harga beras. Kemudian justru petani mesti didorong dan mesti diberikan satu stimulus bagaimana agar petani kita juga mendapatkan kesejahteraan,” ungkapnya.

Menutup pernyataannya, Anis berpesan kepada pemerintah agar dapat menjaga stabilitas harga beras serta perbaiki daya beli masyarakat terlebih beras menjadi kebutuhan pokok dari rakyat Indonesia.

“Kan pemerintah sekarang akan berakhir di September 2024. Akhiri dengan husnul khotimah (akhir yang baik). Perbaiki dan stabilkan harga beras dan perbaiki daya beli masyarakat, sehingga masyarakat itu tidak kesulitan apalagi beras itu kebutuhan pokok dari rakyat Indonesia,” tuturnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras pada Februari 2024 tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Lonjakan harga beras yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia disinyalir terjadi karena karena inflasi pada komoditas tersebut mencapai sebesar 6,54 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Selain harga beras, harga kebutuhan pangan lainnya juga terindikasi mengalami kenaikan seperti telur, cabai, unggas, dan beras.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button