News

China Temukan Dua Kasus Omicron Dalam Waktu Kurang dari 24 Jam

China temukan dua kasus Omircron dalam waktu kurang dari 24 jam. Kasus pertama ditemukan di Kota Tianjin wilayah utara pada Senin (13/12) malam, kasus kedua ditemukan di Kota Guangzhou wilayah selatan pada Selasa (14/12).

China temukan dua kasus Omicron dalam waktu kurang dari 24 jam ini cukup menarik perhatian publik. Pihak otoritas setempat kemudian berulang kali melakukan pemeriksaan terhadap pasien dinyatakan positif. Ada beberapa kali tes PCR selama periode karantina mandiri di rumah.

Awal China Temukan Dua Kasus Omicron

Komisi Kesehatan Kota Guangzhou menyampaikan salah satu pasien berusia 67 tahun, baru pulang dari luar negeri dan tiba di Guangzhou pada 27 November dengan menggunakan pesawat nomor penerbangan CA-1837.

Setelah ditelusuri CA-1837 tersebut merupakan maskapai penerbangan Air China jurusan Shanghai-Guangzhou. Shanghai merupakan pintu masuk pasien Omicron dalam perjalanan dari luar negeri.

Saat tiba di Shanghai paparan virus varian Omicron masih belum terdeteksi. Sementara itu, Direktur Komisi Kesehatan Kota Tianjin Gu Qing kepada pers mengungkapkan bahwa kasus pertama Omicron merupakan kasus impor dari Eropa.

Suhu tubuh pasien normal saat pertama kali mendarat di Tianjin pada Kamis (9/12). Kedua pasien Omicron tersebut kini dirawat di ruang isolasi rumah sakit yang khusus untuk pasien COVID-19.

China telah menerapkan kebijakan nol kasus COVID-19, terutama dalam menghadapi penyelenggaraan Winter Olympic 2022 di Beijing. Namun munculnya dua kasus Omicron tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.

Banyak Cemaskan Varian Omicron

Seperti diketahui Omircron adalah varian terbaru dari virus corona penyebab COVID-19 yang sudah diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO beberapa waktu lalu dan ikut membuat banyak orang cemas.

Varian Omicron ke dalam kategori variant of concern (VoC), tanpa melalui kategori variant of interest (VoI). VoC merupakan kategori tertinggi untuk varian virus COVID-19 terkait penularan, gejala penyakit, risiko infeksi ulang, dan efek vaksin. Sebelumnya, varian virus yang masuk dalam kategori ini adalah Alpha, Beta, Gamma dan Delta karena penyebarannya yang cepat.

Dr. Angelique Coetze, yang pertama menginformasikan mengenai varian Omicron, mangaku merawat pasien yang terinfeksi varian tersebut rata-rata gejala pada pasien yang terinfeksi varian Omicron relatif lebih ringan.

Sebagian besar pasiennya hanya mengeluhkan tubuhnya sangat lelah dan satu anak kecil mengalami peningkatan detak jantung. Namun, tidak ada yang kehilangan indera perasa atau penciuman.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Willi Nafie

Jurnalis, setia melakukan perkara yang kecil untuk temukan hal yang besar
Back to top button