Kasus COVID-19 di DKI Jakarta dalam kurun waktu sepekan terakhir belum menunjukkan gelagat menurun. Kasus positif kembali meningkat dengan total konfirmasi harian melampaui 200 orang.
Catatan ini terbilang melonjak dua kali lipat dari pekan sebelumnya yang menunjukkan rata-rata kasus per hari berjumlah 100 orang.
“Kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta minggu ini sekitar 200 per hari. Namun kondisi masih sangat terkendali,” kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiolog dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama kepada Inilah.com, Jakarta, Senin (18/12/2023).
Di sisi lain, Ngabila menjelaskan jika kondisi bed occupation rate (BOR) saat ini tergolong stabil alias masih di bawah angka 5 persen.
“Pemakaian tempat tidur RS sekitar 5 persen dari total tempat tidur yang disediakan atau sekitar 50-60 pasien yang sedang dirawat inap di RS, sekitar 10 persen dari kasus aktif positif di DKI Jakarta,” ungkap Ngabila.
“Sementara 90 persen kasus positif adalah OTG dan bergejala ringan, isolasi mandiri 3-5 hari di rumah akan sembuh,” sambungnya.
Sebelumnya, Ngabila mengatakan setidaknya ada tiga penyebab dominan yang memicu meningkatnya kasus COVID-19. Pertama yakni faktor peralihan musim atau pancaroba.
“Kondisi ini otomatis membuat imunitas seseorang menurun, kelembaban udara tinggi membuat virus lebih mudah masuk ke dalam tubuh,” paparnya.
Ngabila mencatat, selama enam bulan terakhir imunitas manusia khususnya untuk antibodi COVID-19 memang sudah menurun. Hal inilah yang menjadi penyebab kedua merebaknya kasus selama dua pekan terakhir.
Faktor ketiga, yakni kehadiran mutasi virus atau virus baru salah satunya, COVID-19 subvarian Eris atau EG.5 dan EG.4.
Virus varian ini kata Ngabila memang cepat menular, namun gejala yang dialami pasien tidak terlalu berat seperti varian pada umumnya. Hal inilah yang disinyalir membuat keterisian RS di Jakarta tidak mengalami lonjakan yang signifikan.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)