News

Capres Lain Fokus Jatim, Gibran Dipilih untuk Amankan Suara Jokowi di Seluruh Indonesia

Gibran Rakabuming Raka dianggap benar-benar menikmati segala keuntungan sebagai anak presiden.

Setelah Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) meloloskan namanya untuk masuk bursa cawapres dengan penambahan prasa “sudah pernah menjadi kepala daerah”, kini, Wali Kota Solo itu siap berkompetisi di politik tertinggi Tanah Air, pemilihan presiden dan wakil presiden.

Golkar yang resmi mengusung dan mendukungnya sebagai cawapres, menyodorkan nama Gibran untuk mendampingi Prabowo Subianto, pergerakannya juga terbilang cepat. Mulai dari putusan MK, sampai kini Gibran di Jakarta, menunggu deklarasi sebagai pasangan calon wakil presiden.

Pengamat politik sekaligus peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad sudah menebak jalan politik sang putra sulung Presiden Jokowi.

“Kalau saya sebetulnya menganggap bahwa Gibran bisa dipertimbangkan menjadi cawapres kalau dia mendapatkan dukungan partai dari luar Gerindra. Karena kan Gerindra tidak cukup suaranya untuk memajukan calon presiden karena itu butuh dukungan partai,” katanya kepada Inilah.com.

Gibran yang masih berstatus kader PDIP, tentu tidak mungkin mendapat dukungan dari partainya untuk menjadi cawapres. Namanya bahkan sudah dimasukkan dalam daftar tim juru kampanye nasional untuk mengkampanyekan Ganjar-Mahfud.

Capres Lain Fokus Jatim, Gibran untuk Daerah Mana?

Jika dua capres yakni Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo fokus mencari cara mengeruk suara di Jawa Timur dengan memilih cawapres yang kuat karakter serta pengaruhnya di sana, maka rencana Prabowo Subianto jika jadi menggandeng Gibran, perlu dipertanyakan.

Gibran jelas-jelas Wali Kota Solo, Jawa Tengah, tak punya basis masa di Jawa Timur. Bahkan di Jateng-pun, suaranya harusnya lebih rendah daripada Ganjar yang sudah dua periode memimpin Jateng.

“Pertama mungkin salah satu yang diharapkan oleh tim Prabowo dari Gibran itu adalah mungkin Gibran dianggap punya basis massa di Jawa Tengah, yang pada dasarnya itu adalah basis Ganjar,” kata Saidiman.

“Jadi dengan mengambil tokoh seperti Gibran, mungkin ya Prabowo mencoba masuk ke kandang banteng kemudian merusak soliditas pendukung Ganjar disana,” sambungnya.

Saidiman menilai hal ini sebagai strategi politik biasa saja.”Jadi melawan penetrasi ke kubu lawan kemudian sedikit mungkin targetnya bukan di Jawa Tengah tapi memang bisa mempersempit jarak antara Ganjar dan Prabowo, sudah cukup meyakinkan untuk Prabowo,” ungkapnya.

Selain itu, Saidiman menekankan, kompetisi politik tertinggi di Indonesia saat ini, adalah pemilihan presiden. Berdasarkan pengalaman politik publik sejauh ini, sosok capres-lah yang menentukan pilihan.

“Jadi kita punya kasus misalnya ketika Anies Baswedan memilih Muhaimin Iskandar sebagai cawapres sejauh ini kelihatannya masih butuh waktu untuk kemudian meyakinkan masa di Jawa Timur untuk kemudian masuk ke Anies Baswedan,” ungkapnya.

“Hal yang sama kalau Ganjar ngambil Ridwan Kamil di Jawa Barat tidak otomatis massa di Jawa Barat memilih. Karena yang dilihat pertama-tama adalah capresnya bukan cawapres,” sambungnya menekankan.

Sehingga, pemilihan Gibran sebagai bacawapres tidak semata-mata untuk menarik suara di Jatim.”Karena itu tadi, karena yang dilihat bukan cawapresnya, yang dilihat adalah capresnya. Kemudian Gibran sendiri dibanding dengan tokoh-tokoh yang lain sebenarnya relatif seimbang, relatif sama, tidak menonjol-menonjol banget,” bebernya.

Prabowo kata Saidiman, selama ini terus menganalogikan diri sebagai penerus Jokowi, presiden dua periode. Tingkat kepercayaan dan kepuasan publik terhadap Jokowi, berapapun besarnya, tentu akan mempengaruhi kantong suara Prabowo.

Sehingga langkah politik Gerindra yang berani menggandeng Gibran sebagai cawapres, akan semakin menguatkan suara publik yang selama ini militan ke Jokowi, akan beralih ke Prabowo dengan sendirinya.

Sejauh ini memang Gibran cukup populer sebagai tokoh kepala daerah.”Tetapi untuk level presiden kita belum melihat. Jadi juga termasuk untuk cawapres, kalau kita bandingkan seperti Erick Thohir atau yang lain-lain sebenarnya ya Gibran sebetulnya cukup kompetitif tapi tidak benar-benar menonjol diantara tokoh-tokoh yang potensial untuk jadi cawapres Prabowo. Disana juga ada tokoh populer lain, seperti AHY populer Airlangga Hartarto populer,” tandasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button