Market

Di Depan Pengusaha Kadin, Ganjar ‘Jualan’ Ekonomi Kreatif


Untuk meraih pertumbuhan ekonomi 7 persen dan serapan tenaga kerja maksimal, calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengandalkan sektor ekonomi kratif (ekraf).

Ganjar pun mencontohkan produk film. “Ternyata penonton film itu, ketika filmnya bagus, sekali film itu diputar itu kadang-kadang menghasilkan sebuah rintisan usaha yang sudah berjalan lama sekali,” jelas Ganjar dalam Dialog Bersama Kadin di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2024).

“Kreatif itu baru film, belum IT belum desain. Dan, kami Berbincang dengan anak-anak muda yang ternyata punya concern betul di situ,” sambungnya.

Tentu manfaat lainnya, yakni berjalannya ekonomi hijau, serta alam tidak rusak, karena dieksploitasi. Jika Indonesia tak mau memikirkan alternatif potensi ekonomi, maka posisi Indonesia hanya akan berjalan di tempat.

“Padahal kalau ini kita buka, anak muda minta punya potensi. Waktu kami berbincang dengan para ahli yang diantaranya saya kira pelaku bisnis yang ada di Kadin ini, apa sih pentingnya internet cepat,” ujarnya.

Sekanjutnya, Ganjar menjelaskan lebih detail terkait program internet gratis yang selalu ‘ditentengnya’ itu. Dengan program itu, dia meyakini, sektor ekraf bakal bertumbuh cepat.

“Bagaimana sih anak di ujung dunia, di remote area bisa mendapat internet gratis untuk mereka. Berbasis dari itu dan mereka punya knowledge yang bagus. Maka sebenarnya creative hub-nya tinggal disediakan,” kata Ganjar.

Ia menyinggung debat capres ketiga pada Minggu (7/1/2024), terkait bagaimana menjalin kerja sama dan kolaborasi dengan dunia internasional. Untuk saling menguntungkan, saling mengembangkan sumber daya manusia.

“Saling latih, saling produksi, saling mengisi kemudian kita unggul. Itu lah otonom strategi dalam luar negeri, yang saya ceritakan kemarin kalau itu terjadi maka sebenarnya ini alternatif strategi ekonomi ke depan,” jelasnya.

Tak hanya itu, Ganjar menyebut tentu masalah sumber daya alam akan disimpan terlebih dahulu, mengingat harusnya Indonesia berpikir panjang.

“Kita belum cari lho yang di luar angkasa, kita masih berkutat disini. Negara lain sudah lari ke sana, jangan-jangan ada energi, ada material lainnya yang lebih bagus,” tandasnya.
    
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button