Ototekno

Dikira Bagus, Ternyata Kekurangan Mobil Listrik Tidak Sedikit

Pada ketatnya era persaingan otomotif yang semakin berkembang, mobil listrik menjadi salah satu pilihan populer di kalangan konsumen. Alasannya sangat beragam, mulai dari biaya ‘bahan bakar‘ yang lebih rendah, perawatan yang minim, hingga dipercaya lebih ramah lingkungan. 

Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap pembaruan teknologi pasti memiliki sisi buruknya. Tak luput bagi mobil listrik. 

Informasi yang bertebaran terkait kecanggihan dan keunggulan mobil listrik, termasuk perihal subsidinya, membuat sektor otomotif terbaru ini sangat harum. Padahal, mobil jenis ini juga memiliki sejumlah kekurangan yang signifikan. 

Oleh karena itu, sebelum Anda memutuskan untuk membelinya, ketahuilah beberapa kekurangan mobil listrik di bawah ini. 

Sederet Kekurangan Mobil Listrik yang Harus diketahui

1. Harga yang dibanderol masih mahal

Harga mobil listrik yang sudah masuk ke Indonesia masih tergolong mahal. Bahkan untuk kelas entry level, mobil listrik yang tersedia di Indonesia dibanderol dengan harga Rp200 juta-Rp300 juta. 

Maka jika dibandingkan, harga satu mobil listrik bisa setara dengan dua mobil LCGC yang umumnya dibanderol dengan harga sekitar Rp100 juta-Rp150 juta.

2. Harga Baterainya juga mahal

Bukan hanya unitnya, harga komponen mobil elektrik seperti baterinya juga tidak main-main. Sebagai contoh, untuk mobil IONIQ 5, baterainya dijual dengan harga sekitar Rp700 juta-Rp800 juta.

3. Butuh waktu yang cukup lama untuk recharge baterai

Apabila Anda memutuskan untuk membeli mobil listrik, ada banyak hal perlu Anda sesuaikan. Salah satunya adalah menyediakan waktu untuk mengisi ulang baterai mobil.

Pasalnya, lama pengisian mobil elektrik tidak sebentar. Sebagai contoh, mobil listrik Hyundai yang menggunakan wall charger yang disediakan saat pembelian, memerlukan waktu pengisian 5-6 jam dari baterai kosong hingga penuh.

Bahkan, di SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) dengan fasilitas fast charging, masih tetap butuh waktu yang cukup lama untuk mampu mengisi daya baterai mobil, yaitu sekitar 1-2 jam hingga penuh.

Hal ini sangat jauh jika dibandingkan dengan proses mengisi bahan bakar konvensional yang hanya memakan waktu sekitar 10-15 menit (termasuk waktu mengantre).

4. Lokasi pengisian baterai masih sangat sedikit

Jika dikomparasi dengan stasiun pengisian bahan bakar minyak atau SPBU yang hampir tersebar di setiap kecamatan di kota dan kabupaten di Indonesia, fasilitas pengisian baterai mobil listrik masih terbatas.

Berdasarkan data dari DataIndonesia, jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia per Desember 2022 hanya baru mencapai 588 unit yang tersebar di 257 lokasi.

Meskipun jumlah SPKLU terus bertambah, namun jumlahnya masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah SPBU yang mencapai lebih dari 6.000 titik di seluruh Indonesia.

5. Tidak bisa dibawa perjalanan jauh

Sebenarnya, secara jarak tempuh, mobil listrik memiliki daya tempuh yang terbilang cukup jauh, yaitu umumnya sekitar 200-300 km dari baterai penuh. 

Namun, karena keterbatasan stasiun untuk pengisian ulang baterai, ini membuat mobil listrik belum cocok digunakan di Indonesia untuk perjalanan yang panjang, baik untuk keperluan bisnis, liburan, terlebih mudik

Oleh karena itu, sebelum membelinya, sangat penting untuk mempertimbangkan berbagai kekurangan mobil listrik di atas.

Meski dicap lebih baik daripada mobil konvensional, tapi jika penggunaannya tidak sesuai dengan kebutuhan dan situasi, maka keputusan yang diambil tidak akan memberikan manfaat yang signifikan, dan justru menimbulkan kerugian.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button