Market

Diminta Tingkatkan Efisiensi, DPR Tolak Usulan PMN Bagi PLN Rp10 Triliun

Usulan penambahan penyertaan modal negara (PMN) kepada PT PLN (Persero) dengan nilai sebesar Rp10 triliun untuk tahun anggaran 2023, akhirnya ditolak Komisi XI bidang anggaran DPR.

“Kementerian Keuangan tidak melaksanakan PMN sebesar Rp10 triliun pada Tahun Anggaran 2023 kepada PT PLN (Persero),” kata Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Dolfie OFP dalam rapat kerja bersama dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu, PT Hutama Karya, dan PT PLN, Rabu (13/9/2023).

Dolfie menjelaskan, Komisi XI DPR RI pun meminta agar PLN fokus dalam meningkatkan kinerja business plan dalam meningkatkan efisiensi dan kapasitas keuangan untuk mengembangkan investasi PLN.

“Serta, mempersiapkan skenario pembiayaan PLN dalam memenuhi listrik nasional,” paparnya.

Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu, Rionald Silaban mengatakan,usulan penambahan PMN Rp10 triliun akan dialokasikan untuk distribusi termasuk pembangkit energi baru terbarukan listrik desa senilai Rp6,2 triliun, serta untuk transmisi dan gardu induk senilai Rp3,7 triliun.

“PMN ini memang diberikan karena masih terdapat hampir 5.000 desa di seluruh wilayah Indonesia yang belum terlistriki,” jelasnya.

Selain itu, masih dibutuhkan investasi sebesar Rp23,95 triliun dalam memenuhi program listrik desa secara total untuk memenuhi rasio elektrifikasi 100 persen.

Rionald menyebutkan bahwa, penambahan PMN bagi PLN dapat mengurangi pinjaman investasi perseroan, sehingga beban pinjaman akan berkurang rata-rata Rp396 miliar per tahun mulai 2023.

Selain itu penambahan PMN, kata dia, juga dapat berdampak pada efisiensi subsidi dan kompensasi sebesar Rp628 miliar.

Sementara pabrik setrum ini pada enam bulan pertama tahu 2023 mencetak rekor anyar dengan torehan laba bersih hingga Rp25,89 triliun. Angka tersebut melampaui torehan laba di periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year) pada Juni 2022 sebesar Rp17,34 triliun, naik 43,51%.

Kenaikan laba bersih tersebut disokong lonjakan pendapatan sebesar 10,8%, dari Rp211,66 triliun di semester I 2022, naik menjadi Rp234,51 triliun di semester I 2023. Kontribusi dari segmen penjualan tenaga listrik menyumbang pendapatan terbesar senilai Rp159,97 triliun, naik 6,25% dari Rp150,55 triliun.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button