Market

Dipercaya Jokowi Kawal LRT Jabodebek, Luhut Akui Banyak Kelemahan

Terkait pembangunan LRT Jabodebek, Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut B Pandjaitan mengaku banyak masalah sejak awal.

Dikutip dari akun instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Rabu (30/8/2023), Luhut panjang lebar menceritakan perjalanan proyek LRT yang masuk Proyek Strategis Nasional (PSN), senilai Rp32,6 triliun itu. “LRT ini, memang pembangunananya masalah, sebenarnya. Apakah ini mau dibikin kerja sama dengan luar, impor barangnya atau tidak. Setelah presiden presiden melihat proyek ini enggak jalan, saya ditunjuk kerjakan ini,” papar Luhut.

Pada 2017, Presiden Jokowi menunjuk Menko Luhut untuk mengawal proyek ini bisa rampung. Namun baru dua tahun kemudian, Menko Luhut dibantu Menteri BUMN Erick Thohir menggarap proyek ini. “Pak Erick melihat gonjang-ganjingnya, terus datang ke saya. Permintaan saya ke presiden waktu itu adalah memperkuat local content. Jadi buatan dalam negeri. Waktu itu mau impor sana-sini, tapi saya enggak. Saya mau ngerjain kalau pakai produk dalam negeri,” papar Luhut.

Selanjutnya, Luhut pun meminta saran Prof Satryo S Brodjonegoro terkait proyek LRT Jabodebek, khususnya penggunaan produk lokal. Selain itu, proyek ini melibatkan PT INKA (Persero). Bahkan, train set LRT Jabodebek ini, dibuat di Madiun, Jawa Timur. “Nah saya bilang ke Prof. Satryo bisa nggak anak-anak Indonesia bisa bikin ini (LRT Jabodebek). Nah dikumpulilah jago-jago Indonesia di INKA. Jadilah konsorsium itu,” tutur dia.

Dia mengakui, pengerjaan LRT Jabodebek tidak mudah. Muncul pro-kontra terkait penggunaan produk impor. Namun, dia tetap ngotot mengguanakan produk dalam negeri. “Ternyata setelah mulai mau taruh tuh, berat kereta apinya itu, train set-nya berbeda-beda. Akibatnya software-nya harus disesuaikan lagi. Sedikit ada penundaan. Tapi kita lesson learn buat kita semua. Tapi, kita tetap minta asistensi dari luar juga,” kata Luhut.

Dalam proyek ini, Luhut mengakui, bagian yang tak kalah menantangnya adalah pembebasan lahan. Karena harga bisa melonjak bahkan mark-upnya besar, dalam waktu cepat. “Masalah pembebasan tanah menjadi masalah yang paling sulit. Tapi dengan tim ini, semuanya bisa berjalan dengan baik. Selamat kepada republik, dan konsistensi Pak Jokowi. Kementerian Perhubungan dan BUMN. Kalau semuanya bersinergi, spiritnya baik, semuanya jalan,” pungkas Luhut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button