News

Kasus COVD-19 Melonjak, Masyarakat Diminta Perketat Protokol Kesehatan

Menyusul adanya peningkatan kasus COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat kembali diminta untuk meningkatkan protokol kesehatan, termasuk menggunakan masker dan menghindari kerumunan demi mencegah timbulnya kasus baru.

Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Erlina Burhan mengakui penegakan protokol kesehatan belakangan memang sudah mulai longgar. Maka dari itu penting untuk kembali meningkatkan kesadaran publik demi mencegah terjadinya lonjakan kasus.

“Kami memang melihat sekarang pelaksanaan protokol kesehatan terutama memakai masker mulai kendor, tapi, mencermati kondisi dan lonjakan kasus di Singapura dan Malaysia bahkan di Indonesia, kami dari PB IDI mengimbau mulailah kembali saat ini memakai masker bila bergejala batuk, pilek, bersin,” terangnya dalam diskusi virtual, Jakarta, dikutip Kamis (7/12/2023).

Selain itu, Erlina juga mendorong masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, makan dengan nutrisi yang seimbang serta cuci tangan dengan air mengalir.

Mengingat, sudah memasuki waktu liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Erlina mengisyaratkan bahwa memakai masker merupakan satu hal yang wajib saat seseorang melakukan perjalanan.

“Kenapa saya tekankan dalam perjalanan? Karena kita nih mobilisasi tinggi. Kita akan libur kemana-mana dan kita enggak tahu status orang-orang di sekitar kita. Apakah sedang batuk pilek? Apakah mereka barangkali positif COVID-19? Kita enggak tahu,” paparnya.

“Lalu juga batasi waktu kita berada di ruangan tertutup dan ramai. Kalaupun terpaksa, jangan lama-lama,” sambungnya.

Sejauh ini, peningkatan kasus COVID-19 sambung Erlina memang terjadi di Indonesia. Dari data Oktober sampai November 2023 yang terhimpun, terkonfirmasi ada 65 kasus pada 2-8 Oktober, dan 151 kasus pada 20-26 November. Dari data tersebut terdapat satu kasus meninggal pada akhir November.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan, data kasus per hari COVID-19 yang didapatkan pihaknya bisa menembus angka 35-40 orang.

“Jadi memang ada tren kenaikan di Indonwsia seperti di Singapura. Di ASEAN ini, Singapura, kemudian Thailand juga paling tinggi. Untuk Indonesia, rata-rata per hari itu di atas 40 per hari, 35-40 per hari. Tapi memang ini dari yang periksa itu, orang diperiksa per hari, ya cuma 1000-an,” ungkap Maxi.

Maxi juga menjelaskan jika berdasarkan pantauan minggu per minggu, kasus COVID-19 memang mengalami lonjakan. Namun, angkanya masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan masa pandemi.

“Dan rata-rata kasus konfirmasi di rumah sakit yang dirawat rata-rata ada 131 orang, dan sekalipun ini masih sangat rendah yang diperawatan di rumah sakit, kalau dulu kan ribuan, sekarang 131,” sambungnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button