News

Elektabilitas Ganjar Cenderung Stagnan, Ini Penyebabnya

Lembaga Survei Nasional (LSN) mencatat elektabilitas calon presiden (capres) Ganjar Pranowo cenderung stagnan. Peneliti LSN Gema Nusantara Bakry dalam paparan temuan survei terbarunya, mengungkap tiga faktor penyebabnya.

Gema menjelaskan, Ketika LSN mengajukan pertanyaan kepada seluruh responden di seluruh Indonesia, siapa yang akan dipilih jika Pilpres dilangsungkan hari ini dan hanya diikuti tiga capres, Ganjar berada di posisi kedua setelah Prabowo.

“Sebanyak 38,5 persen responden mengaku akan memilih Prabowo Subianto. Ganjar Pranowo berada di posisi kedua dengan elektabilitas 32,8 persen dan Anies Baswedan di posisi ketiga dengan tingkat keterpilihan sebesar 21,9 persen,” kata Gema dalam rilis surveinya secara daring, Minggu (11/6/2023).

Kecenderungan stagnan elektabilitas Ganjar Pranowo sedikitnya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya, Gema menerangkan, pengaruh politik Ganjar tidak sekuat Jokowi jelang Pilpres 2014 dan 2019. “Sebab itu komponen masyarakat atau komunitas pendukung Ganjar tidak bisa dibandingkan dengan Jokowi,” imbuhnya.

Selain itu, kapabilitas kepemimpinan Ganjar masih diragukan, mengingat selama ini ia lebih banyak mengekspose diri di media sosial dan kurang menonjolkan gagasan besar bagaimana membuat Indonesia lebih maju.

“Lalu, Ganjar dipersepsikan publik lebih sebagai boneka atau petugas partai dan bukan seorang pemimpin yang independen dengan karakter yang kuat,” jelas Gema.

Faktor lainnya, yaitu penolakan Ganjar terhadap kehadiran Timnas Israel yang berbuntut dibatalkannya Indonesia sebagai host Piala Dunia U-20 telah menimbulkan kekecewaan yang meluas di kalangan komunitas sepak bolak Tanah Air, khususnya dari generasi muda penggila bola.

Sekadar informasi, survei ini dilaksanakan LSN pada periode 24 Mei sampai 3 Juni 2023 di provinsi di seluruh Indonesia. Jumlah sampel sebanyak 1420 responden yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak berjenjang (multistage random sampling).

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka dengan responden dipandu kuesioner. Sedangkan ambang kesalahan (margin of error) yang ditetapkan dalam survei ini sebesar kurang lebih 2,6 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button