Nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) makin digadang-gadang menjadi kandidat calon wakil presiden (cawapres) usai resmi bergabung ke Partai Golkar. Isu lainnya, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) juga disebut berpeluang mengusung Ganjar Pranowo menjadi calon presiden (capres).
Muncul wacana liar soal memasangkan kedua tokoh ini menjadi pasangan capres-cawapres yang nantinya bakal diusung ketiga partai politik penggagas KIB, yakni Partai Amanat Nasional, Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan. Mungkinkah terjadi?
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin punya pandangan berbeda. Menurutnya bila nanti KIB benar mengusung Ganjar sebagai capresnya, maka para Ketua Umum (Ketum) parpol yang tergabung di KIB, yang dinilai paling berhak dan pantas mendampingi Gubernur Jawa Tengah itu, bukan RK.
Ia menekankan akan jadi sebuah kerugian besar bagi para parpol yang mengusung, jika para Ketum mereka tidak mengambil jatahnya menduduki posisi cawapres KIB. “Misal KIB itu milih Jokowi dan jadi sekocinya Ganjar ya Ganjar-Airlangga gitu, dibandingkan harus Ganjar-Erick. Atau misalkan harus Ganjar-RK. Kalau mereka tidak bisa (jadi cawapresnya) ya rugi,” jelas Ujang kepada inilah.com saat dihubungi Jumat (20/1/2023).
Lebih lanjut Ujang menuturkan, hubungan Golkar dengan RK seperti simbiosis mutualisme. Di satu sisi, partai beringin ingin mendompleng popularitas RK di jejaring media sosial untuk pencitraan.
Sementara di sisi lain, sambung dia, RK membutuhkan Golkar untuk melanggengkan kekuasaannya sebagai Gubernur Jawa Barat periode kedua. “Di saat yang sama RK butuh Golkar apa? Untuk mengamankan tiket dia menjadi calon Gubernur yang keduanya nanti di November 2024,” ujarnya.
Ketimbang RK, Ujang menilai Erick Thohir lebih punya peluang dan pantas mendampingi Ganjar. “Bisa jadi juga nanti di pihak lain, bisa Erick Thohir. Kelihatannya arahnya ke Erick Thohir, cawapresnya itu. Persaingannya memang di cawapres, kalau capresnya saya melihat Ganjar,” terangnya.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)