Kanal

Gelagat Kian Jelas, China, Rusia, dan Iran Akan Bersekongkol Keroyok AS

Peta kekuatan dunia semakin jelas. Tiga negara yakni China, Rusia dan Iran makin intens mencari cara untuk mengeroyok Amerika Serikat. Jika skenario ini makin meruncing, perang besar di dunia akan menjadi kenyataan.

Laporan menyebut bahwa AS berisiko terseret ke dalam perang baru yang sangat berat seiring rencana keroyokan dari tiga negara itu. Mengutip Express.co.uk, parahnya, AS saat ini sedang tidak memiliki kemampuan, sumber daya, atau kemauan untuk mencapai kemenangan dalam konflik semacam itu.

AS saat ini tengah fokus mendukung Ukraina yang sedang menghadapi invasi dari tetangganya Rusia. AS juga terus melancarkan dukungan terhadap Taiwan dan mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan China atas kebijakannya itu. Satu lagi, AS juga harus menjaga Korea Selatan sesuai komitmennya, dari serangan atau gangguan senjata nuklir dari tetangganya Korea Utara.

Selama ini publik melihat dua negara sudah jelas-jelas paling berpotensi konflik dengan AS yakni China dan Rusia. Kebuntuan diplomatik kedua negara tersebut dengan AS tampaknya menjadi titik nyala utama yang mengancam konsekuensi bencana. Moskow beberapa kali mengancam akan menggunakan nuklir jika AS tidak berhenti memberi bantuan dan terus menyulut api permusuhan di Ukarina.

Sementara itu, China telah berulang kali mengancam akan menyerang negara kepulauan Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, yang diklaim oleh Beijing sebagai kedaulatannya. AS tidak mengakui klaim China dan banyak analis memperingatkan bahwa ini bisa menjadi sumber konflik baru.

Sedangkan Iran sudah sejak lama mengibarkan benderang perang dan permusuhan dengan negara yang saat ini dipimpin Joe Biden tersebut. Bulan lalu, terungkap bahwa China dan Rusia sedang dalam pembicaraan rahasia lanjutan dengan Iran untuk mengisi kembali pasokan senyawa kimia penting yang digunakan untuk menembakkan rudal balistik.

Tindakan itu jelas merupakan pelanggaran terhadap sanksi PBB dan berpotensi membantu Moskow mengisi ulang stok roketnya yang habis di Ukraina. Sementara itu, Iran juga telah mempersenjatai Rusia dengan drone yang digunakan dalam serangan mematikan yang menyebabkan kehancuran di beberapa kota di Kiev

Ketergantungan Teheran pada China juga meningkat akhir-akhir ini. China, yang telah menjadi mitra dagang terbesar Iran, menjadi perantara perjanjian Iran dengan Arab Saudi untuk memulihkan hubungan diplomatik tujuh tahun setelah hubungan terputus. Presiden Iran Ebrahim Raisi menulis dalam sebuah opini untuk publikasi yang dikelola pemerintah People’s Daily bahwa China dan Iran adalah ‘teman dalam situasi sulit’.

Brandon Weichert, analis geopolitik dan penulis The Shadow War: Iran’s Quest for Supremacy, telah memeringatkan bahwa ancaman perang baru bisa datang dari Timur Tengah yakni dari Iran. “Sudah menjadi pendapat saya selama beberapa tahun, bahwa ancaman Perang Dunia III tidak akan datang baik dari Ukraina atau Taiwan (tentu saja, ini adalah titik nyala utama), tapi itu akan berasal dari Iran,” kata Weichert.

AS bakal kewalahan jika harus menghadapi tiga negara yang belakangan menjalin kerjasama tersebut. Brandon Weichert mengatakan jika Iran akan mendapat dukungan dari Rusia dan China untuk mengancam Israel dan AS.

“Mereka akan mendorong melampaui batas tradisional mereka untuk mengancam Israel dan sekutu Amerika mereka; untuk mencoba mendorong Amerika keluar dari wilayah itu secara permanen sekarang karena negara-negara Sunni telah ditenangkan oleh intervensi diplomatik China,” ia menambahkan.

China dekati Eurasia

China juga terus berupaya memperdalam hubungan bilateralnya dengan India dalam rangka keinginan untuk mencapai solidaritas antarnegara. Mengutip Reuters Jumat (5/5/2023), Beijing berusaha untuk menjaga hubungan tetap baik dengan negara-negara yang ada di kawasan Eurasia. Apalagi saat ini beberapa negara dalam hubungannya negara barat, terlebih Washington masih belum membaik.

Menteri Luar Negeri China Qin Gang dalam kunjungannya ke India mengaku ingin memperkuat komunikasi dan koordinasi dengan negara-negara anggota Shanghai Cooperation Organization (SCO) yang lain. Hingga saat ini, terdapat delapan negara yang tergabung dalam SCO yaitu China, Rusia, India, Pakistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Uzbekistan. Sementara, Iran dan Belarusia baru akan dilantik untuk bergabung dengan SCO pada pertemuan puncak yang akan dilakukan di New Delhi pada Juli tahun ini.

Yang jelas ketiga kekuatan dunia yakni China, Rusia dan Iran jika bersatu akan menyeret AS ke dalam masalah besar yakni perang baru. Sulit bagi AS untuk menghadapinya. Ujung-ujungnya AS akan meminta bantuan dari para sekutunya. Ini berarti risiko lebih besar terjadinya perang dunia ketiga.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button