News

Gunung Karangetang Masih Berpotensi Erupsi Meski Terlihat Tenang

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM mengatakan aktivitas Gunung Api Karangetang saat ini cenderung tenang meski masih terjadi erupsi.

“Aktivitasnya fluktuatif, cenderung tenang tapi masih dalam fase erupsi,” kata Koordinator Gunung Api PVMBG, Oktory Prambada saat dihubungi, Selasa (4/4/2023).

Mungkin anda suka

Dia menjelaskan, meski dalam kondisi tenang namun erupsi Gunung Karangetang berpotensi masih terus terjadi. Sebab sejak erupsi pada 8 Februari 2023 lalu statusnya masih siaga pada level III.

“Fluktuatif menurun. Status masih siaga, ada kemungkinan aliran lava bisa keluar lagi, atau menjelang berhenti, kami belum tahu,” ujarnya.

Untuk itu pihaknya meminta warga yang ada di sekitar lereng Gunung Karangetang tetap berhati-hati dan terus mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG.

Pada periode pengamatan Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang pukul 12.00 WITA hingga 18.00 WITA, terekam dua kali gempa embusan dengan amplitudo 30 milimeter, durasi 25-30 detik.

Selanjutnya, dua kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 8-10 milimeter, S-P : 0 detik dengan durasi 10-11 detik, serta gempa tektonik jauh sebanyak dua kali dengan amplitudo 30 milimeter, S-P : 37-38 detik dengan durasi 82-121 detik.

Sementara tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 0.5-1 milimeter (dominan 0.5 milimeter).

Beberapa rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG yaitu masyarakat, pengunjung, wisatawan atau pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah utama serta 3,5 kilometer pada sektor selatan dan tenggara.

Masyarakat di sekitar gunung diharapkan tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi, serta senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro.

Sementara pada musim hujan masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang agar mewaspadai bahaya sekunder berupa ancaman aliran lahar.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button