Market

Guru Besar Pertanian: Krisis Pangan Belum Terlihat hingga Desember 2022

Sampai Desember 2022, ancaman krisis pangan dan resesi ekonomi global ditengarai belum terlihat. Salah satunya tampak dari harga beras global yang relatif stabil.

“Hanya saja, produsen beras, seperti Thailand dan Vietnam dan lain-lain sangat hati-hati untuk ekspor beras,” kata Guru Besar Pertanian Universitas Lampung Bustanul Arifin dalam kegiatan ‘ICMI Talk: Polemik Impor Beras di Akhir Tahun’ yang diselenggarakan Majelis Pengurus Pusat ICMI secara virtual di Jakarta, Selasa (27/12/2022).

Sementara Indonesia, sambung dia, luas panen padi pada 2022 naik 140 ribu hektar atau sebesar 2,67%, namun produktivitas padi nyaris stagnan.

“Neraca beras Indonesia 2022 di mana produksi dikurangi konsumsi, yang surplus hanya Maret 2,98 juta ton, April 1,94 juta ton, dan Juli 0,19 juta ton. Maret-April itu sudah pasti karena kita musim panen, yang lainnya defisit,” ujarnya.

Dia menjelaskan, surplus adalah produksi dikurangi konsumsi ditambah impor dikurangi ekspor. “Dalam tiga bulan terakhir defisit, September-Desember, sebesar minus 1,83 juta ton,” ungkapnya.

Meski begitu, ia menyatakan adanya surplus beras di masyarakat. Berdasarkan survei cadangan beras nasional (SCBN), di rumah tangga angkanya mencapai 68%, Bulog 11,4%, Pedagang 10,7% dan sisanya di penggilingan dan Horeca (sektor industri yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman).

“Dan ini yang tidak dapat dimobilisasi cepat. Apakah harga adalah sebab atau akibat. Itu dua-duanya,” imbuhnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button