Market

Dua Tahun ke Depan, BI Deteksi Ada Potensi Ancaman Krisis Ekonomi

Potensi ancaman dengan akan datangnya siklus ekonomi dan siklus keuangan dalam dua atau tiga tahun ke depan. Bahkan, datangnya kedua siklus tersebut bisa mengancam sistem perekonomian di Tanah Air.

“Perkiraan kami, siklus ekonomi akan mencapai puncaknya pada 2025, sementara siklus keuangan kemungkinan pada 2026,” kata Gubernur Bank Indonesia (BI), Pery Warjiyo saat membuka Sidang Pleno ISEI XXIII & Seminar Nasional ISEI 2023 di Bengkulu, Jumat (15/9/2023).

Ia mengatakan, meski saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia tengah membaik namun situasi tersebut harus diwaspadai agar tidak menimbulkan krisis.

“Pemerintah sebagai pengambil kebijakan harus bisa mengantisipasi siklus tersebut dengan merumuskan suatu respons yang tepat, termasuk siklus ekonomi yang naik,” jelasnya.

Ia mencontohkan, bagaimana terjadinya siklus ekonomi global yang melanda Amerika Serikat dan Eropa yang dulunya dikenal sebagai penguasa ekonomi dunia.

Namun, kondisi tersebut berubah seiring berjalannya waktu dengan hadir negara lain di kawasan Asia seperti China.

“Dulu Eropa dan AS menguasai ekonomi dunia, kemudian muncul India. Jadi, pertumbuhan eknomi dunia bisa bergeser kapan pun, dan mungkin di dalamnya nanti ada Indonesia. jadi, ini kesempatan kita untuk menaikan ekonomi,” paparnya.

Secara teknikal, resesi dunia adalah kondisi ketika pertumbuhan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut menunjukkan pergerakan negatif.

Para ahli menyatakan resesi terjadi ketika ekonomi suatu negara mengalami peningkatan jumlah pengangguran, penurunan ritel, produk domestik bruto (PDB) yang negatif, dan terdapat kontraksi pendapatan serta manufaktur dalam jangka waktu panjang.

Saat terjadi resesi, pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 0 persen atau bahkan negatif dalam kondisi paling buruk.

Padahal, pertumbuhan ekonomi selama ini merupakan indikator utama untuk mengukur perkembangan atau kemajuan suatu negara.

Sehingga ketika terjadi resesi, dampaknya bisa memengaruhi berbagai aspek, mulai dari pemerintahan, sektor industri, hingga seluruh lapisan masyarakat.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button