News

India Protes Keras Peta Standar 2023 yang Baru Saja Dirilis China

India langsung mengajukan protes keras kepada China terkait Peta Standar 2023 yang baru saja dirilis Beijing, karena mencakup wilayah yang disengketakan.

Peta baru yang dirilis Kementerian Sumber Daya Alam China itu menggambarkan wilayah yang mencakup teritorial Negeri Tirai Bambu. Dalam peta itu, China turut mengklaim negara bagian Arunachal Pradesh dan dataran tinggi Aksai Chin sebagai wilayah teritorial resminya.

“Kami hari ini telah mengajukan protes keras melalui saluran diplomatik dengan pihak China mengenai apa yang disebut ‘peta standar’ China tahun 2023 yang mengklaim wilayah India,” ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri India seperti dilansir CNN, Rabu (30/8/2023).

“Kami menolak klaim (China) tersebut karena tidak memiliki dasar. Tindakan pihak China seperti itu hanya akan mempersulit penyelesaian masalah perbatasan,” lanjut sang jubir.

Sementara itu, Menteri Urusan Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar menilai klaim China ini tidak masuk akal.

“Membuat klaim yang tidak masuk akal atas wilayah India tidak menjadikan wilayah itu sebagai teritorial China,” ucap Jaishankar kepada saluran berita lokal NDTV seperti dikutip Reuters, Rabu.

Kementerian Sumber Daya Alam China merilis peta baru bertepatan dengan Pekan Kesadaran Pemetaan Nasional China dan Hari Publisitas Survei dan Pemetaan, Peta Standar 2023, pada Selasa (29/8/2023).

Peta tersebut mencakup wilayah yang disengketakan dengan negara-negara tetangga termasuk klaim wilayah Arunachal Pradesh dan Aksai Chin di India, Taiwan, hingga Laut Cina Selatan.

Pemerintah Beijing mengeklaim Arunachal Pradesh di Himalaya timur sebagai bagian dari Tibet selatan.

Pada April lalu, China juga telah merilis peta yang mengganti nama 11 tempat di negara bagian tersebut menjadi Zangnan atau Tibet Selatan dalam bahasa mandarin.

Sementara itu, Aksai Chin merupakan dataran tinggi di Himalaya Barat yang disengketakan China dan India. Wilayah ini diklaim India tetapi dikuasai oleh China

Selain itu, dikutip New Straits Times, peta terbaru China juga mencakup bagian wilayah maritim zona eksklusif ekonomi (ZEE) Malaysia dekat Sabah dan Sarawak, Brunei, Filipina, Indonesia, dan Vietnam.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button